Kekhawatiran Kondisi Ekonomi Global Bawa Wall Street Melemah

Nasdaq dan Dow ditutup lebih rendah, dengan saham perawatan kesehatan membebani ketiga indeks saham utama AS.

oleh Nurmayanti diperbarui 12 Apr 2019, 05:04 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2019, 05:04 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup turun dipicu kecemasan yang meningkat terkait perlambatan ekonomi global, mengimbangi optimisme tentang data dan investor yang menunggu musim pelaporan pendapatan.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 14,11 poin, atau 0,05 persen menjadi 26.143,05. Sementara indeks S&P 500 ditutup datar menjadi 2.888,32 dan Nasdaq Composite turun 16,89 poin, atau 0,21 persen, menjadi 7.947,36.

Nasdaq dan Dow ditutup lebih rendah, dengan saham perawatan kesehatan membebani ketiga indeks saham utama AS.

"Anda mengalami hari-hari tarik-menarik di mana tidak banyak yang terjadi. Ini mencerminkan orang-orang menunggu lebih banyak informasi, seperti pendapatan perusahaan," kata Chuck Carlson, chief executive officer Horizon Investment Services di Hammond, Indiana. 

Di sisi ekonomi, klaim pengangguran turun pada minggu lalu ke level terendah sejak 1969. Sementara pada bulan Maret, harga produk yang naik menuju peningkatan terbesar sejak Oktober, menurut laporan Departemen Tenaga Kerja AS.

Data yang optimis dapat meredakan kekhawatiran tentang penurunan tajam ekonomi global. Kekhawatiran tercermin dalam beberapa menit dari pertemuan Federal Reserve yang dirilis pada hari Rabu.

 

 

Saham

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Pada perdagangan kali ini, saham-saham layanan kesehatan sejauh ini merupakan hambatan terbesar, dengan turun 1,2 persen. Penurunan sehari setelah Senator A. Bernie Sanders dari AS memperkenalkan rencana "Medicare for All" kepada Kongres.

Kemudian Komite Keuangan Senat mengakhiri audiensi untuk membahas peran yang dimainkan oleh para pengelola manfaat farmasi dalam penentuan harga obat-obatan.

"Saya sedikit terkejut kami melihat reaksi semacam itu terhadap proposal ini. Mungkin itu pertanda perubahan," kata Carlson. Saham UnitedHealth Group Inc jatuh 4,3 persen dan membebani Dow.

Di sisi lain, saham Steel Corp turun 3,2 persen setelah Bank of America Merrill Lynch memangkas peringkat sahamnya menjadi “berkinerja buruk.

Saham Peers AK Steel Holding Corp dan Steel Dynamics Inc masing-masing turun 8,3 persen dan 2,5 persen.

Adapun volume perdagangan kali ini mencapai 6 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 7,17 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

Wall Street Kemarin

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat didorong sektor saham teknologi. Sebagian investor pun mengabaikan data ekonomi inflasi AS yang jinak dan risalah tidak mengejutkan dari pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve pada Maret 2019.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 6,58 poin atau 0,03 persen menjadi 26.157,16. Indeks saham S&P 500 menguat 10,04 poin atau 0,35 persen menjadi 2.888,24. Indeks saham Nasdaq bertambah 54,97 poin atau 0,69 persen menjadi 7.964,24.

Saham industri bikin indeks saham Dow Jones tertahan. Tiga indeks saham acuan wall street stabil setelah rilis risalah pertemuan the Fed yang menegaskan kembali kesabaran bank sentral AS mengenai kenaikan suku bunga ke depan.

"Rilis risalah rapat the Fed tidak terlalu pengaruhi, persis seperti yang diperkirakan pasar. Begitulah bank sentral AS. Mereka ingin menegaskan kembali harapan yang ada, yang mereka lakukan," ujar Wakil Presiden Wedbush Securities, Stephen Massocca, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (11/4/2019).

 

 

 

Berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja AS, harga inti konsumen AS menguat dengan laju tahunan paling lambat dalam setahun. Data inflasi ini semakin mendukung keputusan the Fed untuk menunda kenaikan suku bunga.

"Angka inti tidak menunjukkan inflasi dan berita utama mencerminkan harga bensin lebih tinggi yang merupakan angin bagi pertumbuhan, pajak pada konsumen," ujar Bucky Hellwig, Wakil Presiden Senior BB&T Wealth Management.

Selain itu, para sejumlah bos dari beberapa bank terbesar AS bersaksi di depan Kongres untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan 2007-2009. Hal ini terjadi beberapa hari sebelum bank melaporkan hasil kuartalan di tengah harapan lebih rendah oleh para analis.

Perkiraan laba untuk kuartal I turun dalam enam bulan terakhir. Dengan laba perusaaan di indeks S&P 500 terlihat merosot 2,5 persen, yang akan menandai kontraksi pertama year on year (YoY) sejak 2016. Berdasarkan data Refinitiv.

Musim laporan keuangan dimulai saat Delta Air Lines menaikkan ramalan pendapatannya dan membukukan laba lebih baik dari perkiraan. Hal itu mengangkat saham perusahaan penerbangan sebesar 1,6 persen di wall street.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya