IHSG Diproyeksikan Cerah, Amati Saham Berikut Ini

IHSG diperdagangkan ke zona hijau pada rentang support dan resistance di 6.393-6.444.

oleh Bawono Yadika diperbarui 30 Apr 2019, 06:30 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2019, 06:30 WIB
IHSG
Pekerja beraktivitas di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan melanjutkan penguatan pada perdagangan saham Selasa (30/4/2019).

Pada hari ini, Vice President PT Artha Sekuritas Frederik Rasali memperkirakan IHSG diperdagangkan ke zona hijau pada rentang support dan resistance di 6.393-6.444.

Dia menjelaskan, pergerakan IHSG membentuk formasi Morning Star yakni mengindikasikan potensi melanjutkan penguatan dalam jangka pendek.

Untuk waktu dekat, menurutnya investor masih akan menunggu rilis data Foreign Direct Investment (FDI) dan Consumer Confidence Amerika Serikat (AS).

Setali tiga uang, Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya mengatakan, mengakhiri bulan ke empat di tahun 2019, IHSG kemungkinan masih akan melaju positif.

"Kinerja emiten dalam kuartal-I 2019 akan menjadi penopang. IHSG akan bergerak di rentang 6321 - 6498," terangnya.

Untuk saham rekomendasi, menurutnya investor dapat membeli saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia (Persero) (BBNI) Tbk, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).

Sementara Frederik menyarankan saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Astra International Tbk (ASII), serta PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Perdagangan Kemarin

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Karena hal tersebut, Jokowi memberi apresiasi kepada seluruh pelaku industri maupun otoritas pasar modal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik ke zona hijau yang sebelumnya sempat menguat pada awal pekan ini.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (29/4/2019), IHSG menguat 24,81 poin atau 0,39 persen ke posisi 6.425,89. Indeks saham LQ45 menguat 0,28 persen ke posisi 1.013,47. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.

Pada awal pekan ini, IHSG menguat 6.428,34 ke posisi tertinggi dan terendah 6.376,70. Sebanyak 227 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. Sementara itu, 179 saham melemah dan 135 saham diam di tempat. 

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 383.980 kali dengan volume perdagangan 18,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 61,1 triliun. Investor asing beli saham Rp 52,14 triliun di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) menguat ke posisi Rp 14.200.

Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham industri dasar turun 0,17 persen dan sektor saham aneka industri melemah 0,55 persen.

Sektor saham barang konsumsi menguat 0,87 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi menanjak 0,82 persen dan sektor saham keuangan mendaki 0,47 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham MTPS naik 25 persen ke posisi Rp 1.375 per saham, saham TNCA melonjak 21,48 persen ke posisi Rp 328 per saham, dan saham ABDA mendaki 20 persen ke posisi Rp 6.900 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham NICK melemah 19,88 persen ke posisi Rp 274 per saham, saham MINA tergelincir 19,09 persen ke posisi Rp 975 per saham, dan saham APEX susut 9,04 persen ke posisi Rp 755 per saham.

Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,97 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 1,8 persen, indeks saham Thailand menguat 0,05 persen dan indeks saham Singapura menanjak 1,49 persen.

Selain itu, indeks saham Shanghai turun 0,77 persen dan indeks saham Taiwan melemah 0,12 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, ada sejumlah faktor yang mendorong IHSGmenguat. Stabilitas fundamental makroekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan. Selain itu, meredanya seintimen perang dagang.

“Antusiasme terkait perundingan dagang lanjutan antara AS dengan China. Membaiknya kinerja data makroekonomi AS terutama US GDP,” tutur dia saat dihubungi Liputan6.com.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya