Liputan6.com, Jakarta PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) membagikan dividen sebesar Rp 990 miliar atau sebesar 25 persen dari laba bersih yang diraih pada tahun buku 2018.
"Per lembar saham 25 persen dibagikan Rp 72,9 per lembar saham, kapan harus dibayar yaitu dalam Undang-Undang PT dibayar 1 bulan ke depan yaitu 12 Juni 2019," kata Director of Finance and Strategy Waskita Karya, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), di Jakarta, Kamis (9/5/2019).
Pada 2018 Waskita Karya berhasi| mencatatkan laba bersih (audited) sebesar Rp 4,6 triliun meningkat 9,9 persen dari 2017 yang sebesar Rp 4,2 triliun.
Advertisement
Selain itu, Perseroan mencatatkan pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 7,9 persen dari Rp 45,2 triliun pada 2017 menjadi Rp 48,7 triliun pada 2018.
Pada 2018 perseroan menerima pembayaran atas proyek dan dana talangan tanah sebesar Rp 36,75 triliun.
Pembayaran proyek itu diterima atas pembayaran Proyek Jalan Tol Batang Semarang sebesar Rp 5,75 triliun, proyek Light Rail Transit (LRT) Palembang sebesar Rp 3,9 triliun, proyek Tol Pasuruan-Probolinggo sebesar Rp 2,1 triliun.
Kemudian proyek Tol Salatiga-Kartasura sebesar Rp 2 triliun, proyek Ruas Tol Terbanggi Besar Kayu Agung (porsi VGF Tol Semarang-Batang) senilai Rp 1,96 triliun, penerimaan proyek lainnya sebesar Rp 18,23 triliun serta adanya pengembalian dana talangan tanah sebesar Rp 2,8 triliun.
Hal ini dibarengi dengan produktivitas perusahaan. Sepanjang 2018, Waskita Karya menyelesaikan beberapa proyek infrastruktur seperti Proyek LRT Sumatera Selatan, Proyek Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta, Bendungan Raknamo Nusa Tenggara Timur, Proyek Jalan Tol Pejagan Pemalang Seksi 3 dan 4.
Kemudian Proyek Jalan Tol Pemalang Batang, Proyek Jalan Tol Batang Semarang, Proyek Tol Salatiga Kartasura, Proyek Jalan Tol Solo Ngawi, Proyek Jalan Tol Ngawi Kertosono, Proyek Bandar Udara Ahmad Yani Semarang, Proyek Bandar Udara Kertajati dan Proyek Runway Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda.
Kimia Farma Sebar Dividen 2018 Rp 83,8 Miliar
PT Kimia Farma (Persero) Tbk dengan kode saham KAEF akan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2018 sebesar Rp 83,8 miliar kepada pemegang saham.
Dividen tersebut berasal dari laba bersih perseroan sebesar Rp 415,9 miliar tahun lalu. Kimia Farma mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 27,27 persen jika dibandingkan dengan Rp 331,7 miliar pada 2017.
Capaian tersebut didukung oleh peningkatan pendapatan sebesar 21,65 persen dari Rp 6,13 triliun menjadi sebesar Rp 7,45 triliun.
Baca Juga
Direktur Utama Kimia Farma, Honesti Basyir mengatakan, usulan manajemen untuk membagikan dividen tunai tersebut telah disetujui oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa, 7 Mei 2019.
"Dividen payout ratio untuk tahun buku 2018 sebesar 20 persen dari laba bersih Perseroan tahun 2018 Rp 415,90 miliar," ujar Honesti saat jumpa pers di Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa (7/5/2019).
Menurut Honesti, dividen yang disebar tahun ini lebih rendah dibandingkan Rp 98 miliar pada 2017. Keputusan tersebut merupakan permintaan dari manajemen sebab perseroan membutuhkan investasi untuk ekspansi bisnis.
Tahun ini, PT Kimia Farma Tbk telah mengalokasikan dana belanja modal sekitar Rp 4,2 triliun. Sekitar Rp 2,5 triliun akan digunakan untuk mendukung pertumbuhan bisnis secara organik. Kemudian, sekitar Rp 1,7 triliun dialokasikan untuk non organik.
Terkait sumber pendanaan, Honesti mengemukakan, sekitar 30 persen bersumber dari kas dan 70 persen eksternal.
"Untuk sumber pendanaan eksternal, tahun ini kami berencana menerbitkan obligasi sebesar Rp 1,5 triliun dengan tenor 3-5 tahun," tandasnya.
Reporter: Anggun P.Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Kinerja Kuartal I 2019
PT Kimia Farma Tbk (KAEF) membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 44,55 persen menjadi Rp 20,63 miliar selama kuartal I 2019 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 37,20 miliar.
Sementara itu, pendapatan naik 21,78 persen dari Rp 1,49 triliun selama kuartal I 2018 menjadi Rp 1,81 triliun hingga kuartal I 2019. Demikian mengutip dari laporan keuangan yang disampaikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Selasa pekan ini.
Beban pokok penjualan naik menjadi Rp 1,18 triliun hingga akhir kuartal I 2019 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 973,83 miliar. Hal itu mendorong laba kotor naik menjadi Rp 625,18 miliar hingga akhir kuartal I 2019 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 516,35 miliar.
Perseroan mencatatkan laba usaha merosot 14,06 persen dari Rp 126,76 miliar hingga akhir kuartal I 2018 menjadi Rp 108,92 miliar hingga akhir kuartal I 2019.
Perseroan membukukan kenaikan beban usaha dari Rp 430,57 miliar hingga akhir kuartal I 2018 menjadi Rp 578,88 miliar hingga akhir kuartal I 2019. Laba bersih per saham dasar merosot menjadi Rp 3,71 hingga kuartal I 2019 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,70.
Total liabilitas perseroan tercatat menjadi Rp 8,93 triliun pada 31 Maret 2019. Ekuitas perseroan naik menjadi Rp 2,70 triliun pada 31 Maret 2019. PT Kimia Farma Tbk kantongi kas sebesar Rp 1,09 triliun pada 31 Maret 2019.