Dipimpin Sektor Infrastruktur, IHSG Ditutup pada Zona Hijau

Pada penutupan perdagangan saham, Senin(15/7/2019), IHSG ditutup ke posisi 6.418,23, naik 44,44 poin atau 0,7 persen.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Jul 2019, 16:15 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2019, 16:15 WIB
20161110-Hari-ini-IHSG-di-buka-menguat-di-level-5.444,04-AY2
Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan awal pekan ini. Sebagian besar sektor saham menguat.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin(15/7/2019), IHSG ditutup ke posisi 6.418,23, naik 44,44 poin atau 0,7 persen. Indeks saham LQ45 juga menguat 1,06 persen ke posisi 1.028,13.

Sebanyak 227 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan itu 183 saham melemah dan 151 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 569.699 kali dengan volume perdagangan 18,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,5 triliun.

Investor asing beli saham Rp 305 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.920.

Dari 10 sektor saham, tujuh diantaranya menguat di mana penguatan tertinggi dipimpin oleh sektor infrastruktur 1,64 persen. Disusul sektor industri dasar 1,21 persen dan sektor konstruksi sebesar 0,95 persen.

Sedangkan sektor yang berada di zona merah yaitu sektor pertanian yang melemah 0,86 persen, sektor aneka industri 0,32 persen dan sektor pertambangan 0,25 persen.

Saham-saham yang mengangkat IHSG ke zona hijau dengan kenaikan tertinggi yaitu BLUE yang naik 25 persen ke Rp 625 per saham, ARKA naik 24,55 persen ke Rp 685 per saham dan ASBI naik 24,52 persen ke Rp 386 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain INCF yang turun 34,4 persen ke Rp 82 per saham, POSA turun 24,91 persen ke Rp 428 per saham dan FTCO turun 21,74 persen ke Rp 540 per saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tak Sesuai Prediksi

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di dekat papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (29/12/2017), IHSG menguat 41,60 poin atau 0,66 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Mengawali pekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan ditutup ke zona merah dengan diperdagangkan pada kisaran 6.343-6.420.

Sejumlah analis sepakat pergerakan indeks akan terkoreksi disebabkan sentimen internal. Selain itu, secara teknikal, IHSG juga terindikasikan adanya pelemahan lanjutan dari perdagangan Jumat (12/7/2019).

Analis PT Artha Sekuritas, Dennies Christoper Jordan menilai, IHSG akan tertekan dipengaruhi oleh rilisnya data GDP China. Menurutnya, IHSG akan melemah di level support 6.354 dan resistance 6.409.

"Selain itu, indeks berpotensi tertekan menunggu hasil neraca perdagangan Indonesia oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini," tutur dia dalam risetnya di Jakarta, Senin (15/7/2019). 

Di sisi lain, Head of Research PT Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi Taulat Ibrahimsyah menjelaskan, IHSG berpeluang terkoreksi menguji moving average 20 hari. Indeks diramalkan akan melemah pada rentang 6.343-6.420.

"Untuk sentimen pekan depan, ada data GDP dari beberapa negara ekonomi terbesar di dunia dan kebijakan moneter dari bank sentralnya yang akan menjadi fokus investor," terang Lanjar.

Untuk saham rekomendasi, sejumlah saham moncer menurutnya ialah saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), dan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON).

Sementara itu, Dennies mempertimbangkan saham yang laik bagi investor antara lain saham PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), serta saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya