Sempat Tertekan, IHSG Mampu Ditutup Menguat ke 6.236,43

Investor asing jual saham Rp 635 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.095.

oleh Arthur Gideon diperbarui 17 Sep 2019, 16:15 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2019, 16:15 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu berlabuh di zona hijau meskipun di awal perdagangan mengalami tekanan. Investor asing jual saham Rp 635 miliar di pasar regular. 

Pada penutupan perdagangan Selasa (17/9/2019), IHSG menguat 17,25 poin atau 0,28 persen ke level 6.236,43. Sementara, indeks saham LQ45 juga menguat 0,27 persen ke posisi 985,92.

Sebanyak 213 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara 181 saham melemah dan 151 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 571.739 kali dengan volume perdagangan 14,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,8 triliun.

Investor asing jual saham Rp 635 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.095.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, enam sektor menguat dan empat sektor melemah. Sektor yang menguat adalah perkebunan, barang konsumsi, konstruksi, infrastruktur, keuangan, dan perdagangan.

Sementara saham-saham yang menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau antara lain TFAS menguat 54,44 persen ke Rp 278 per saham, OKAS naik 34,72 persen ke Rp 260 per saham dan ITIC melonjak 25 persen ke Rp 1.250 per saham.

Saham-saham yang melemah antara lain SDRA yang anjlok 15,62 persen ke Rp 675 per saham, TFCO turun 14,17 persen ke Rp 545 per saham dan TRST melemah 10 persen ke Rp 360 per saham.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tak Sesuai Prediksi

20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Gerak IHSG pada hari ini tidak sesuai dengan prediksi analis. Sebelumnya, Analis KGI Sekuritas Yuganur Wijanarko menilai, investor dapat berburu saham bagus di harga terendah (bargain hunting) untuk sejumlah saham big caps. 

Saham big caps ialah saham-saham yang terhitung berkapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) besar. Salah satunya seperti PT Astra International Tbk.

"Siklus ini dapat dimanfaatkan dengan bargaij hunting dan lapis dua pilihan. Kami melihat indeks masih akan tertekan di rentang 6.187-6.259," kata dia dalam risetnya, Selasa (17/9/2019).

Setali tiga uang, Head of Research PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi melihat indeks akan diperdagangkan melemah dalam jangka pendek menengah.

Menurutnya, dari bullish trend, jangka menengah indeks berada di kisaran level 6.170 sebelum berbalik rebound.

"Sehingga secara teknikal kami masih proyeksikan IHSG masih akan mengalami pelemahan dengan support resistance 6170-6263," terang dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya