Bursa Saham Asia Dibuka Menghijau Mengekor Penguatan Wall Street

Saham-saham di Asia Pasifik naik tipis pada perdagangan Selasa

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 23 Jun 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2020, 09:00 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta Saham-saham di Asia Pasifik naik tipis pada perdagangan Selasa pagi menyusul kenaikan di Wall Street yang membuat Nasdaq Composite menyentuh rekor penutupan tertinggi.

Dikutip dari laman CNBC, Selasa (23/6/2020), Kospi Korea Selatan memimpin kenaikan di antara pasar utama di kawasan itu karena melonjak 1,2 persen pada awal perdagangan. Di Jepang, Nikkei 225 naik 0,86 persen di awal perdagangan, sementara indeks Topix bertambah 0,61 persen.

Sementara itu, S & P / ASX 200 di Australia naik 0,47 persen.

Secara keseluruhan, indeks saham MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan 0,38 persen lebih tinggi.

Pergerakan regional datang di belakang momentum positif di Amerika Serikat semalam. Nasdaq Composite membukukan rekor penutupan tertinggi karena naik 1,1 persen menjadi 10.056,47 sementara Dow Jones Industrial Average naik 153,50 poin, atau 0,6 persen, untuk mengakhiri hari perdagangannya di 26.024,96. S&P 500 ditutup 0,7 persen lebih tinggi pada 3.117,86.

Meski demikian, kekhawatiran seputar situasi coronavirus di Amerika Serikat kemungkinan besar akan bertahan. Gubernur Texas Greg Abbott memperingatkan hari Senin bahwa langkah-langkah tambahan akan diperlukan jika kasus virus corona dan rawat inap terus melonjak. Itu terjadi ketika negara bagian Nevada, Florida, California dan Arizona baru-baru ini melaporkan infeksi satu hari dengan rekor tertinggi.

"Investor tetap fokus pada strategi pembukaan kembali negara-negara bagian dengan monitor seperti pengunjung restoran yang dilacak oleh OpenTable dan jalur mobilitas (red) oleh Apple yang semuanya menunjuk pada peningkatan aktivitas ekonomi AS," Rodrigo Catril, ahli strategi valuta asing senior di National Australia Bank, menulis dalam sebuah catatan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Harga Minyak

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, terakhir di 96,898 setelah menurun dari level di atas 97,2 sebelumnya.

Yen Jepang diperdagangkan pada 106,90 per dolar setelah melihat level di sekitar 106,8 terhadap greenback kemarin. Dolar Australia berpindah tangan pada USD 0,693 setelah naik dari level di bawah USD 0,686 kemarin.

Harga minyak naik lebih tinggi di pagi hari jam perdagangan Asia, dengan patokan minyak mentah berjangka internasional Brent naik 0,19 persen menjadi USD 43,16 per barel. Minyak mentah berjangka AS juga menambahkan 0,22 persen menjadi USD 40,82 per barel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya