Bursa Saham Asia Bervariasi Setelah Wall Street Tertekan

Bursa saham Asia bergerak variasi pada perdagangan Selasa, 12 Januari 2021 mengikuti wall street yang tertekan.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 12 Jan 2021, 08:43 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2021, 08:43 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik bergerak variasi pada Selasa pagi setelah bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah.

Pada perdagangan Selasa pagi, indeks saham Jepang yakni Nikkei dan Topix menurun. Keduanya turun hampir serupa yakni 0,46 persen serta 0,4 persen.

Indeks saham Korea Selatan Kospi juga mengalami hal yang sama. Penurunan yang ditorehkan yakni 0,39 persen. Padahal, pada minggu pertama perdagangan saham, indeks saham Kospi naik hampir 10 persen.

Berbeda dengan kedua negara tersebut, indeks saham ASX di Australia justru mengalami kenaikan, yakni sebesar 0,2 persen dan saham Beach Energy naik 1,30 persen serta Santos 0,97 persen.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan lebih rendah dilansir CNBC, Selasa (12/1/2021).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Wall Street Melemah

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Steven Kaplan (tengah) saat bekerja dengan sesama pialang di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Semalam di Wall Street, Dow Jones Industrial Average  turun 89,28 poin sehingga ditutup pada 31.008,69. Indeks S & P mengalami penurunan 0,7 persen atau 3,799.61, sedangkan Nasdaq Composite tergelincir 1,3 persen, sehingga ditutup pada 13,036.43.

Hal ini terjadi setelah Partai Demokrat di Amerika Serikat memperkenalkan artikel pemakzulan Donald Trump karena menghasut serangan massa di Capitol minggu lalu. Beberapa pejabat tingkat kabinet telah mundur sejak kerusuhan itu, dan Presiden AS terpilih Joe Biden, siap dilantik 20 Januari 2021.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya