Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuaktif pada sesi kedua perdagangan saham Selasa, (12/1/2021). Namun, laju IHSG masih menguat terbatas ditopang saham bank, salah satunya PT BRI Syariah Tbk (BRIS).
Mengutip data RTI, pukul 14.09 WIB, IHSG naik tipis ke posisi 6.393. IHSG sempat berada di level tertinggi 6.435 dan terendah 6.353. Sebanyak 319 saham melemah sehingga menekan IHSG. 172 saham menguat dan 138 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.542.622 kali dengan volume perdagangan 23,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 19,8 triliun.
Advertisement
Baca Juga
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham keuangan merosot kecuali sektor saham keuangan naik 1,06 persen, sektor saham konstruksi menguat 0,78 persen.
Saham BRIS masuk top gainer atau alami kenaikan signifikan pada sesi kedua perdagangan sekitar pukul 14.00 WIB. Saham BRIS melonjak 25 persen ke posisi Rp 3.800 per saham. Saham BRIS ditransaksikan dengan nilai Rp 1,6 triliun. Total frekuensi 103.811 kali.
Selain, saham emiten bank lainnya saham AGRO menguat 21,29 persen ke posisi Rp 1.595 per saham, saham BBKP mendaki 18,85 persen ke posisi Rp 725 per saham, dan saham MEGA menguat 16,20 persen ke posisi Rp 12.375 per saham.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Saham BRIS Menguat Signifikan dalam Sepekan, Bagaimana Rekomendasi Sahamnya?
Sebelumnya, Head Of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menuturkan, kenaikan saham BRIS ini dipengaruhi beberapa hal. Antara lain, yaitu penggabungan (merger) bank-bank syariah BUMN menjadi Bank Syariah Indonesia.
Penggabungan bank-bank Syariah BUMN menjadi Bank Syariah Indonesia Tbk, membuat posisi BRIS naik menjadi top 10 di antara bank besar di Indonesia.
"Peluang yang sangat besar melihat Indonesia merupakan negara populasi muslim terbesar,” ujar Lanjar saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Selasa, 12 Januari 2021.
Bahkan, lanjut Lanjar, BRIS digadang-gadang menjadi salah satu perusahaan yang membangkitkan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Lanjar melihat ini menjadi daya tarik tersendiri bagi investor asing.
"Investor asing terlihat tertarik pada BRIS setelah merger karena peluang yang cukup besar,” ujar dia.
Di sisi lain, BRIS terus berkomitmen mendorong usaha mikro kecil dan menengah dengan sistem keuangan syariah. Di antaranya dengan proyeksi penyaluran dana hingga Rp 50 triliun. Tak hanya itu, Lanjar mencatat, BRIS juga menargetkan merambah pasar global dan menjadi perusahaan syariah top 10 di dunia pada 2025.
Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, Lanjar merekomendasikan saham BRIS untuk investasi jangka panjang. Hal ini merujuk pada proyek pemerintah jangka panjang, yakni membuat Bank Syariah BUMN menjadi top 10 pada 2025.
"Target BRIS secara teknikal short to medium bisa ke 3.400. membentuk pola pennant pattern. SL under 2900. Long term for investment menurut saya sangat menarik dengan misi pemerintah membuat bank syariah bumn menjadi top 10 di dunia,” tutur dia.
Sementara itu, pengamat pasar modal Riska Afriani menuturkan, saham BRIS bisa untuk trading buy. Ia melihat ada potensi aksi ambil untung di saham BRIS. "Khawatir profit taking BRIS,” kata dia.
Advertisement