BEI Buka Suspensi, Saham Lotte Chemical Anjlok 6,6 Persen

Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka perdagangan saham PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) pada Kamis, 14 Januari 2021.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 14 Jan 2021, 13:24 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2021, 13:24 WIB
IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) kembali diperdagangkan pada Kamis (14/1/2021). Sebelumnya, perusahaan berkode emiten FPNI itu sahamnya disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 30 Desember 2020.

"Dengan ini diumumkan bahwa suspensi atas perdagangan Saham PT Lotte Chemical Titan (Persero) Tbk. (FPNI) di Pasar Reguler dan Pasar Tunai dibuka kembali mulai perdagangan sesi I tanggal 14 Januari 2021," kata Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Lidia M. Panjaitan dikutip dari laman BEI, Kamis (14/1/2021).

Menurut BEI, suspensi saham FPNI dilakukan karena ada peningkatan harga kumulatif pada saham FPNI. Terakhir kali, saham FPNI diperdagangkan pada 30 Desember 2020. Saat itu harga saham FPNI naik 9,7 persen ke level Rp 362 per saham.

Sementara berdasarkan pantauan Liputan6.com, saham FPNI menyusut 6,63 persen ke level 338. Saham FPNI dibuka stagnan ke 362 setelah suspensi dibuka.

Saham FPNI sempat berada di level tertinggi 372 dan terendah 338. Total frekuensi perdagangan 2.799 kali dengan nilai transaksi Rp 8,9 miliar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Penutupan IHSG pada Sesi I

IHSG
Pekerja melintas di bawah layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) fluktuaktif pada perdagangan saham sesi pertama Kamis, (14/1/2021). Sektor tambang memimpin penguatan pada sesi pertama.

Mengutip data RTI, IHSG naik tipis 0,17 persen atau 10,68 poin ke posisi 6.554,89. Indeks saham LQ45 menguat 0,34 persen ke posisi 1.006,27. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham pertanian melemah 0,15 persen, sektor saham konstruksi susut 0,58 persen dan sektor saham keuangan merosot 0,62 persen.

Sektor tambang memimpin penguatan dengan naik 1,79 persen, diikuti sektor aneka industri bertambah 1,27 persen dan sektor industri dasar menguat 1,23 persen.T

Total frekuensi perdagangan sebanyak 1.170.869 kali dengan volume perdagangan 23,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 16,6 triliun. Investor asing beli saham Rp 2,51 triliun di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah 14.072.

Di tengah penguatan IHSG, investor asing melepas saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 98,2 miliar, saham PT MD Pictures Tbk (FILM) dilepas asing sebanyak Rp 21 miliar, saham PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) dilepas investor asing Rp 14,5 miliar.

Lalu investor asing melepas PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) sebanyak Rp 12,6 miliar, dan PT XL Axiata Tbk dilepas investor asing sebanyak Rp 8,4 miliar.

Saham-saham yang catat lonjakan terbesar atau top gainers antara lain saham TFAS melonjak 25,65 persen ke posisi Rp 240 per saham, saham TPMA mendaki 25 persen ke posisi Rp 625 per saham, saham DCII melonjak 25 persen ke posisi Rp 1.975 per saham.

Lalu saham KIOS meroket 24,79 persen ke posisi Rp 292 per saham, saham ABBA mendaki 24,68 persen ke posisi Rp 96, dan saham TINS naik 23,12 persen ke posisi Rp 2.370 per saham.

Saham-saham yang alami top losers atau turun tajam antara lain saham ATIC turun 7 persen ke posisi Rp 930, saham MTSM merosot 7 persen ke posisi Rp 186 per saham, dan saham IRRA tergelincir 6,96 persen ke posisi Rp 3.210 per saham.

Sedangkan saham WICO susut 6,96 persen ke posisi Rp 428 per saham dan saham DAYA  tertekan 6,94 persen ke posisi Rp 456 per saham.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya