Sentimen Negatif Serbu Bursa Saham, IHSG Anjlok 2 Persen

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis, (28/1/2021), laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 2,12 persen ke posisi 5.979,38.

oleh Agustina MelaniDian Tami Kosasih diperbarui 28 Jan 2021, 20:04 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2021, 16:03 WIB
IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih betah di zona merah pada perdagangan saham Kamis, (28/1/2021). Bursa saham global melemah turut berdampak negatif ke IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, IHSG anjlok 2,12 persen ke posisi 5.979,38. Indeks saham LQ45 turun 2,35 persen ke posisi 940,52. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Sebanyak 427 saham melemah sehingga menekan IHSG. 118 saham diam di tempat dan 81 saham menguat. Pada perdagangan Kamis sore, IHSG sempat sentuh level tertinggi 6.123,46 dan terendah 5.957,55.

Total frekuensi perdagangan 1.304.838 kali dengan volume perdagangan 16,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 16,2 triliun. Investor asing melakukan aksi beli Rp 51,18 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.091.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan,  ada sejumlah sentimen yang pengaruhi laju IHSG. Nafan menuturkan, kebijakan pemerintah dalam memperpanjang masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) hingga 8 Februari 2021, dan kenaikan kasus COVID-19 berpotensi memberikan sentimen negatif bagi pasar.

Ia menambahkan, dinamika perkembangan COVID-19 global menyebabkan terjadinya kekhawatiran bagi para pelaku pasar. Selain itu, pernyataan bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve yang dovish juga turut mempengaruhi pelemahan IHSG.

"Market menanti pengumuman pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat,” kata Nafan saat dihubungi Liputan6.com.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Tekanan IHSG Wajar?

Dilanda Corona, IHSG Ditutup Melesat
Pekerja melintas di layar IHSG di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nafan menuturkan, tekanan terhadap IHSG masih wajar karena sentimen perkembangan COVID-19 masih pengaruhi pasar. Di sisi lain program vaksinasi COVID-19 sudah dan terus dilaksanakan.

Selain itu, ia juga mengharapkan pemerintah dapat fokus terhadap program pemulihan ekonomi sehingga bisa menenangkan pasar. “Fokus terhadap program pemulihan ekonomi nasional,” kata dia.

Sementara itu, Analis PT Infovesta Utama Wawan Hendrayana menuturkan,  IHSG mengikuti wall street yang tertekan.  Ada perpanjangan PPKM juga mendorong proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021 dapat negatif lagi menambah tekanan IHSG.

"Minim katalis positif. Kasus corona dan vaksinasi juga banyak pemberitaan negatifnya,” kata dia.

Wawan menilai, IHSG sudah masuk murah lagi. “Saat 6.400 sudah di atas wajar soalnya,” kata dia.

Dengan melihat kondisi saat ini, Wawan menuturkan agar pelaku pasar wait and see. "Untuk horizon tiga tahun bisa mulai averaging saham bank BUKU 4 dan telekomunikasi,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya