Dinamika Pasar Modal Jadi Sinyal Pemulihan Ekonomi Nasional

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso menuturkan, pertumbuhan investor di pasar saham juga perlu diimbangi dengan pemahaman yang meningkat mengenai investasi.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Feb 2021, 19:08 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2021, 19:07 WIB
Kepala OJK Wimboh Santoso
Kepala OJK Wimboh Santoso menyampaikan paparan dalam pertemuan dengan pimpinan bank umum Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Kamis (15/3). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) optimistis pemulihan ekonomi Indonesia usai pandemi COVID-19 dapat terakselerasi.  Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso mengatakan, hal ini tercermin dari kondisi pasar modal yang dinilainya kian membaik.

"Di pasar modal ini tanda-tandanya sudah jelas. Sangat positif. Dan biasanya di pasar modal itu bisa menangkap sinyal (pemulihan) ini lebih baik,’ kata dia dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Senin (1/2/2021).

Dalam catatan OJK, pertumbuhan investor ritel mencapai 4,16 juta saat pandemi COVID-19 pada 2020. Angka ini jauh lebih besar dari angka investor ritel pada 2019 sebanyak 2,48 juta, dan menjadi pertumbuhan paling tinggi sepanjang sejarah.

Sehubungan dengan dinamika pasar modal domestik akhir-akhir ini, pertumbuhan pesat investor ritel di pasar saham sejalan dengan program pendalaman pasar yang dilakukan OJK dengan dukungan seluruh pihak terkait. 

Namun demikian, Wimboh menekankan agar perkembangan tersebut diimbangi dengan meningkatnya pemahaman yang memadai mengenai investasi. Serta tidak sekadar mengikuti tren dan sumber dana bukan berasal dari pinjaman. 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

OJK Gelar Sosialisasi dan Edukasi

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso saat menggelar jumpa pers tutup tahun 2018 di Gedung OJK, Jakarta, Rabu (19/12). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebagai langkah antisipasi, OJK bersama self regulatory organizations (SROs) dan pelaku Pasar Modal terus sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar lebih rasional dalam menentukan pilihan investasi.

"Jangan sampai nanti apabila terkoreksi, kaget, dan akhirnya menimbulkan permasalahan di masyarakat,” kata Wimboh.

Adapun KSSK yang terdiri dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Pada 2021, KSSK terus memperkuat koordinasi dan sinergi guna menjaga SSK dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya