Investor Ramai Transaksikan Saham Emiten BUMN

Berdasarkan data BEI pada kuartal I-III 2020, sebesar 36,13 persen nilai transaksi saham di BEI berasal dari transaksi jual-beli saham BUMN dan anak usaha BUMN.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 05 Feb 2021, 19:30 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2021, 19:29 WIB
20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan investor menyambut baik terkait BUMN yang melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/ IPO). Ini juga ditunjukkan dari transaksi jual beli saham BUMN dan anak usaha BUMN.

Berdasarkan data BEI pada kuartal I-III 2020, sebesar 36,13 persen nilai transaksi saham di BEI berasal dari transaksi jual-beli saham BUMN dan anak usaha BUMN. 

"IPO BUMN dan/atau anak BUMN sampai dengan saat ini sangat disambut baik oleh investor, hal ini tercermin dari cukup aktifnya saham-saham yang ditransaksikan oleh para investor,’ kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna kepada awak media, Jumat (5/2/2021). 

Selain itu, kapitalisasi pasar saham BUMN dan anak usaha BUMN memiliki porsi 25,8 persen terhadap seluruh kapitalisasi pasar saham tercatat di BEI.  Pada 5 Februari 2021, kapitalisasi pasar saham di BEI tercatat Rp 7.243 triliun.

"Saat ini sudah tercatat 15 BUMN dan 21 anak usaha BUMN. Di mana dari top 20 kapitalisasi pasar seluruh perusahaan yang tercatat di BEI terdapat 5 BUMN dan Anak BUMN yang masuk ke dalam daftar tersebut,” kata Nyoman.

Secara fundamental, menurut Nyoman, emiten BUMN dan Anak BUMN mencatatkan kinerja keuangan yang baik. Sejak IPO, rata-rata perusahaan mencatatkan kenaikan performa yang cukup signifikan dari sisi pertumbuhan aset, pendapatan dan juga laba bersih.

"Selain sisi fundamental, kinerja emiten BUMN juga tercermin dari valuasi perusahaan-perusahaan tersebut di pasar, di mana rata-rata perusahaan tercatat BUMN dan Anak BUMN mencatatkan valuasi yang terus bertumbuh secara jangka panjang sejak IPO,” pungkas dia. 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

BEI Proses IPO 27 Perusahaan, Belum Ada dari BUMN

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana untuk merilis 12 perusahaan pelat merah untuk melantai di bursa hingga 2023. 

Menanggapi rencana tersebut, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna mencatat, hingga awal Februari ini belum ada satupun perusahaan pelat merah maupun afiliasinya yang ada dalam pipeline IPO Bursa Efek Indonesia.

“Belum (ada calon emiten dari BUMN),” kata Nyoman kepada wartawan.

Kendati begitu, Nyoman menyambut baik jika ada BUMN yang akan go public.

"Bursa menyambut baik apabila terdapat filling dari perusahaan BUMN (anak usaha/cucu) masuk ke pipeline,” kata dia.

Nyoman menyebutkan, per 4 Februari 2021 ada 27 perusahaan dalam proses evaluasi pencatatan saham BEI, dengan rincian sebagai berikut:

4 Perusahaan dari sektor Basic Materials

2 Perusahaan dari sektor Industrials

3 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals 

6 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals

3 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate  

3 Perusahaan dari sektor Technology

2 Perusahaan dari sektor Infrastructures 

1 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistics 

1 Perusahaan dari sektor Energy

2 perusahaan yang sektor/klasifikasi masih dalam proses evaluasi

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya