Menteri Keuangan AS Janet Yellen Soroti Perubahan Saham GameStop

Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet L. Yellen menuturkan, meski saham GameStop turun 42 persen, Kamis kemarin, kenaikan tak wajar membuat pengawas keuangan turun tangan.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 05 Feb 2021, 22:15 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2021, 22:14 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Reaksi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet L. Yellen secara resmi bertemu regulator umtuk membahas volatilitas pasar, khususnya di Wall Street beberapa minggu ini. Salah satu yang menyita perhatian Yellen ialah lonjokan saham GameStop lebih dari 1.700 persen, meski kemudian mengalami kemunduran.

Seperti dilansir The New York Times, situasi perdagangan beberapa waktu ini membuat Yellen harus mengambil tindakan, sehingga mengadakan pertemuan dengan regulator keuangan teratas.

Meski saham GameStop turun 42 persen, Kamis kemarin, kenaikan tak wajar membuat pengawas keuangan Washington harus memeriksa sistem kerja pasar apakah terkait isu yang berkembang di media sosial. Mereka juga menilai pasar saat ini telah berubah dan memerlukan perhatian baru serta peraturan berbeda.

Setelah bertemu dengan pejabat Securities and Exchange Commission, Commodity Futures Trading Commission, Federal Reserve dan Federal Reserve Bank of New York, Yellen menyampaikan bila pembicara tersebut membahas fungsionalitas pasar dan praktik perdagangan di ekuitas, komoditas, dan pasar terkait.

Sebelumnya Janet Yellen juga menyebut, bila pihaknya perlu mengetahui dan memastikan, pasar keuangan berfungsi dengan baik, efisien, dan melindungi para investor.

"Pemahan secara mendalam apa yang terjadi sebelum mengambil tindakan perlu dilakukan, tetapi tentu saja kami melihat dengan cermat peristiwa ini," katanya dalam siaran resmi, Jumat, (5/2/2021)

Pernyataan yang dirilis Kamis malam tersebut juga mencatat SEC dan CFTC sedang meninjau apakah praktik perdagangan konsisten dengan perlindungan investor dan pasar yang adil dan efisien perlu dilakukan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Investor Berlomba Beli Saham GameStop

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Steven Kaplan (tengah) saat bekerja dengan sesama pialang di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, investor berlomba membeli saham GameStop, AMC dan BlackBerry untuk melihat seberapa jauh mereka dapat menaikkan harga, ketika perusahaan tak lagi memiliki fundamental yang kuat. 

Mereka membahas upaya mereka di forum internet dan menyebabkan volatilitas pasar yang liar dalam prosesnya. Hal ini membuat perdagangan yang difasilitasi aplikasi perdagangan populer Robinhood harus membatasi sementara beberapa perdagangan untuk menghindari masalah keuangan karena sejumlah besar saham berpindah tangan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya