Produsen Ban Gajah Tunggal Bakal Terbitkan Obligasi USD 270 Juta

Pada 2017, PT Gajah Tunggal Tbk menerbitkan surat utang lama yang akan jatuh tempo pada 10 Agustus 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Feb 2021, 21:38 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2021, 21:25 WIB
20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), emiten produsen ban akan menerbitkan surat utang global atau obligasi senilai USD 270 juta. Dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk melunasi surat utang lama.

Penerbitan obligasi  USD 270 juta atau sekitar Rp 4,02 triliun dengan memakai asumsi kurs tengah Bank Indonesia pada 30 September 2020 sebesar Rp 14.918. Surat utang itu 64,82 persen dari nilai ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan 30 September 2020.

Dana hasil penerbitan obligasi untuk melunasi surat utang lama. Pada 2017, perseroan menerbitkan surat utang lama yang akan jatuh tempo pada 10 Agustus 2022. Perseroan bermaksud untuk melakukan pembiayaan kembai atau refinancing atas surat utang lama.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan memiliki opsi-opsi pembiayaan kembali (refinancing) yang akan dipilih perseroan adalah kombinasi dari beberapa skema pembiayaan antara lain pinjaman bank, pinjaman gabungan beberapa bank dan lembaga keuangan, serta penerbitan surat utang baru.

Apabila perseroan memilih opsi penerbitan surat utang baru, jumlah sebesar-besarnya yang akan diperoleh perseroan yakni USD 270 juta yang setelah dikurangi biaya pembiayaan kembali akan dipergunakan oleh perseroan untuk melunasi obligasi lama.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Penjaminan Surat Utang

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Rencana transaksi ini untuk memperoleh pendanaan baik dari pihak yang tidak terafiliasi dengan perusahaan antara lain para investor global melalui penerbitan surat utang baru oleh perseroan.

Selain itu, memperluas dan diversifikasi basis kreditur sehingga perseroan memiliki akses untuk mengumpulkan pendanaan lebih luas.

Surat utang senilai USD 270 juta ini akan memiliki jatuh tempo pembayaran utang pokok selambat-lambatnya pada 2026. Bunga obligasi sebesar-besarnya 9 persen tergantung pada kondisi pasar.

Kepastian mengenai tingkat suku bunga akan ditentukan pada saat bookbuilding penerbitan surat utang baru dengan pertimbangan sesuai dengan tingkat suku bunga yang berlaku di pasar.

Surat utang baru tersebut akan dijamin dengan jaminan perusahaan oleh satu dan lebih dari entitas anak penjamin yaitu PT Filamendo Sakti dan PT Prima Sentra Megah.

Untuk menggelar aksi korporasi ini, perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 15 Maret 2021.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya