Liputan6.com, Jakarta - Penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) masih akan semarak termasuk dari perusahaan teknologi pada 2021.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna membeberkan, per 11 Februari 2021 terdapat 25 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham.
Dari jumlah tersebut, tiga di antaranya merupakan perusahaan sektor teknologi. "Apabila semua proses berjalan sesuai rencana, 3 perusahaan tersebut diperkirakan dapat tercatat di bursa paling cepat pada Q1 2021 ini,” ujar Nyoman kepada awak media, Sabtu (12/2/2021).
Advertisement
Baca Juga
Saat ini terdapat 20 perusahaan dari sektor teknologi yang mencatatkan sahamnya di BEI. Berdasarkan data per 5 Februari 2021 secara year to date indeks saham-saham di sektor technology, IDX techno, merupakan indeks dengan kinerja pertumbuhan terbaik dibandingkan IHSG dan indeks sektoral lainnya.
IDX techno secara year to date (ytd) tumbuh 108,74 persen, sedangkan IHSG tumbuh 2,89 persen.
"Hal ini mencerminkan investor menyambut baik dan mengapresiasi perusahaan-perusahaan dari sektor teknologi yang saat ini sudah tercatat di BEI,” pungkas Nyoman.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Jurus BEI Ajak Perusahaan Rintisan Gelar IPO
Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berupaya mendorong perusahaan rintisan atau startup untuk masuk ke pasar modal dengan melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menuturkan, selain mendorong perusahaan besar untuk menggelar penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO), pihaknya juga berupaya mengajak perusahaan rintisan untuk masuk pasar modal.
“Kami di bursa selain berusaha untuk encourage perusahaan besar, start up baru bertumbuh yang sizeable di market kami berikan kesempatan. Jadi pasar modal untuk semua size, asalkan prospektif company,” ujar Nyoman, saat diskusi virtual, ditulis Jumat 12 Februari 2021.
Untuk memfasilitasi perusahaan rintisan masuk pasar modal, BEI telah membuat IDX Incubator. Program IDX Incubator tersebut telah berjalan di Bandung, Jakarta dan Surabaya.
“Di bursa memiliki keinginan mengajak mereka untuk utilisasi pasar modal. Akomodasi anak muda create bisnis dengan utilisasi teknologi dan inovasi,” kata Nyoman.
BEI juga mendampingi perusahaan rintisan tersebut untuk mengarahkan bagaimana soal validasi business model, memberikan bantuan terkait legal untuk perusahaan tercatat di bursa.
Nyoman menambahkan, dari hasil pemetaan peserta IDX Incubator,terbanyak dari sektor software servise sebanyak 18 persen, lalu diikuti financial technology (fintech).
Kemudian e-commerce sebanyak 13 persen, internet of things empat persen, dan perusahaan rintisan di sektor pendidikan dan lifestyle. “Untuk meningkatkan kesempatan buat perusahaan kecil berbasis teknologi untuk masuk ke pasar kita,” ujar dia.
Advertisement