Ingin Belajar Investasi Saham yang Aman? BEI Gelar Edukasi Pasar Modal bagi Calon Investor

Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Jakarta, Marco Poetra Kawet mengatakan, masyarakat lebih hati-hati dalam menerima tawaran termasuk edukasi investasi.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Feb 2021, 20:15 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2021, 20:15 WIB
IHSG Dibuka di Dua Arah
Layar informasi pergerakan harga saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Investasi saham kini menjadi salah satu instrumen investasi yang diminati masyarakat. Hal ini juga ditunjukkan dari tambahan jumlah investor di pasar saham.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah investor baru yang tercipta sepanjang 2020 tumbuh 53,47 persen dari total jumlah investor pada 2019.

Jumlah investor saham telah mencapai 1.695.268 single investor identification (SID) pada akhir 2020. Terdapat pertumbuhan sebanyak 590.658 SID jika dibandingkan dengan total jumlah investor saham pada akhir 2019 yang mencapai 1.104.610 SID.

Akan tetapi, di tengah pertumbuhan investor juga dimanfaatkan oleh sejumlah pihak untuk memanfaatkan calon investor yang tertarik investasi saham. Baru-baru ini dikabarkan modus penipuan dengan ajakan investasi, dan mengakibatkan pembobolan rekening tabungan.

Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Jakarta,  Marco Poetra Kawet mengatakan, masyarakat lebih hati-hati dalam menerima tawaran termasuk edukasi investasi.

Saat ini, BEI menggelar berbagai program untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dan calon investor mengenai investasi saham. Salah satu lewat sekolah pasar modal.

Marco menuturkan, kegiatan edukasi pasar modal tersebut diberikan gratis. Lewat edukasi pasar modal, Marco menjelaskan, masyarakat belajar dari dasar misalkan memulai perencanaan keuangan, dilanjutkan mengenal pasar modal Indonesia, mekanisme transaksi pasar modal. Lalu mengenalkan online trading sebagai wadah untuk melakukan transaksi di pasar moda.

Kemudian ada kelas edukasi materi pendalaman mengenai analisis fundamental dan teknikal. Marco menegaskan, kegiatan edukasi tersebut dimulai dari hal dasar yang harus dimiliki oleh investor pemula. Selama 2020, kantor perwakilan Jakarta saja sudah melakukan 433 kegiatan edukasi pasar modal kepada masyarakat.

"Jadi BEI memang memfasilitasi memiliki edukasi dasar yang namanya sekolah pasar modal baik di Jakarta maupun kantor-kantor perwakilan bursa di daerah,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (14/2/2021).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Berkolaborasi bersama Perusahaan Sekuritas

IHSG
Pekerja melintas di bawah layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ia menambahkan, BEI berkolaborasi dengan perusahaan sekuritas untuk memberikan edukasi pasar modal. Lewat edukasi diharapkan agar masyarakat tidak hanya sekadar ikut-ikutan ketika investasi saham tetapi juga perlu belajar dan memahami investasi saham.

“Investor baru-baru ini boleh sampaikan bahwa mereka banyak yag tak ikuti proses ini karena ada simplikasi pembukaan rekening efek  bisa diakses melalui gadget semudah itu sehingga itu membuat mereka melewati satu proses. Harus belajar dulu dari awal, itu yang BEI lakukan bahkan sejak sebelum 2010, kegiatan ini sudah kami lakukan di seluruh Indonesia,” tutur dia.

Selain itu, edukasi yang diberikan tersebut pun tidak dipungut biaya alias gratis.  Menurut Marco, hal itu membedakan kegiatan BEI dengan edukasi di luar. Oleh karena itu, ia juga mengingatkan agar masyarakat juga hati-hati dalam menerima tawaran

“Gratis (kegiatan edukasi), namun sebagai bentuk konfirmasi dan seperti “ikat” peserta melakukan pembukaan rekening efek. Jadi sekolah pasar modal itu wajib buka rekening efek. Kalau sudah jadi, peserta lakukan transfer umumnya minimal Rp 100 ribu sebagai konfirmasi, dan itu dikirim, bukan langsung ke depan,” kata dia.

Ia menegaskan, kalau dana ditransfer minimal Rp 100 ribu tersebut pun dilakukan jika rekening efek dan dana nasabah sudah jadi.

“Peserta harus buka rekening dulu. Jadi rekening efek dan dana nasabah itu harus jadi dulu. Kalau belum jadi tak usah ditransfer. Tidak sepersepun biaya masuk ke bursa dan sekuritas, dana itu balik ke rekening peserta,” tutur dia.

Marco menambahkan, kalau dana sudah disetor dan akun rekening efek jadi, peserta dapat membeli saham langsung. “Apakah Rp 100 ribu itu cukup? Tergantung saham yang dibeli.  Kalau merasa kurang top up lagi,” kata dia.

Tips bagi Investor

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bagi masyarakat dan calon investor yang tertarik untuk ikuti edukasi pasar modal, BEI mengeluarkan yang  dapat dilihat langsung di media sosial BEI dan perusahaan sekuritas yang resmi atau dicentang biru  Akun media sosial itu antara lain instagram @idx_event, @idx_(nama provinsi), dan @indonesiastockexchange untuk melihat informasi reski seputar BEI.

Di tengah pandemi COVID-19 yang terjadi BEI juga masih memberikan edukasi pasar modal lewat daring. “Selama masa pandemi ini kami lakukan secara daring, sambil melihat perkembangan situasi, jika sudah memungkinkan dilakukan secara tatap muka lagi,” ujar dia.

Marco pun membagikan tips untuk menjadi investor pasar modal. Pertama, investor harus memahami kalau bukan sekadar jual beli saham tetapi harus membekali diri dengan belajar.

"Memahami yang dilakukan. Strateginya bagaimana termasuk membuat trading plan atau investor plan itu harus dimiliki seorang investor,” ujar dia.

Kedua, memiliki cara berpikir investasi. “Kalau dibilang dari awal main saham itu pemahaman salah. Bukan main saham tetapi investasi saham. Kalau pikir-pikir main, karena ikutan influencer, teman-teman, tokoh-tokoh tertentu, gaya, takut ketinggalan kereta, biar dibilang gaul untuk jadi investor modal maka itu pemahaman salah,” kata dia.

Ia menuturkan, memang baik jika sejak muda sudah belajar investasi pasar modal termasuk saham. Namun, hal itu juga perlu dibekali dengan pemahaman yang benar soal pasar modal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya