Lays, Doritos, dan Cheetos Tinggalkan Indonesia, Bagaimana Strategi Bisnis Indofood CBP?

Lays, Doritos, Cheetos menyumbangkan kontribusi 30 persen terhadap pendapatan dan laba Indofood Fritolay Makmur

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 07 Agu 2021, 13:24 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2021, 17:01 WIB
Lays
Keripik kentang Lays. (dok. Instagram @laysindonesia/https://www.instagram.com/p/B8a_BgHh12s/)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menyatakan kontribusi produk-produk merek milik PepsiCo menyumbang sekitar 30 persen terhadap total pendapatan dan laba PT Indofood Fritolay Makmur (IFL).Kontribusi di bawah merek PepsiCo itu antara lain Lays, Doritos dan Cheetos.

Sebelumnya ICBP memborong saham Fritolay Netherlands Holding BV, afiliasi PepsiCo pada 17 Februari 2021 sebanyak 49 persen. Total kepemilikan saham ICBP di perusahaan patungan PT Indofood Fritolay Makmur menjadi 99,99 persen.

"Kontribusi dari produk-produk dengan merek milik PepsiCo adalah sekitar 30 persen,” ujar Sekretaris Perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), Gideon A.Putro dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Kamis (25/2/2021).

Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan, divisi makanan ringan perseroan mencatatkan aset Rp 1,63 triliun per 30 September 2020. Total penjualan tercatat Rp 2,13 triliun dan laba usaha sebesar Rp 214,10 miliar per 30 September 2020.

Perseroan menyatakan membeli seluruh saham IFL karena memiliki potensi pertumbuhan yang sangat baik. Di sisi lain, merek-merek dan produk IFL lainnya juga sudah memimpin pasar makanan ringan di Indonesia.

"Mempertimbangkan pentingnya kegiatan usaha makanan ringan di dalam portofolio Perseroan mengingat potensi pertumbuhannya yang baik dan posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar di kategori ini, Perseroan memutuskan menerima penawaran yang diajukan oleh Fritolay,”  kata Gideon.

Gideon juga memastikan aksi korporasi ini tidak akan berdampak pada operasional, keuangan, dan hukum terhadap ICBP maupun IFL. "Transaksi ini tidak memberikan dampak yang material terhadap ICBP maupun IFL," kata dia.

Perseroan akan dapat mengembangkan bisnis makanan ringan di Indonesia, dengan menggunakan merek lainnya termasuk Chitato, Qtela, Chiki dan Jetz.

"Selama tiga tahun dari sejak berakhirnya masa transisi tidak akan ada kompetisi produk makanan ringan dari Fritolay, PepsiCo dan pihak afiliasinya di Indonesia,” kata dia.

Gideon mengatakan, pihaknya akan terus mengembangkan produk makanan ringan dengan merek-merek yang sudah ada dan dikenal oleh masyarakat, seperti Chitato, Qtela, Chiki dan Jetz.

Chitato dan Qtela merupakan salah satu pemimpin pasar dalam industri makanan ringan di Indonesia.

"Chitato dan Qtela menjadi pemimpin dalam kategori keripik kentang, dan telah memperoleh kepercayaan dan loyalitas konsumen selama lebih dari 30 tahun. Qtela juga memiliki posisi pasar yang kuat dalam kategori tradisional snacks dan telah berada di pasar selama lebih dari satu dekade,” ujar Gideon.

Perseroan mengatakan, selain mengembangkan produk makanan ringannya yang telah ada dan dikenal oleh masyarakat, IFL akan terus menerapkan strategi penjualan dan pemasaran yang terintegrasi serta terus berinovasi untuk mengembangkan rasa dan produk baru.

"Mengingat IFL mengerti dengan baik dan selera pilihan makanan ringan konsumen di Indonesia, untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar,” tutur dia.

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

ICBP Borong Saham IFL

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya transaksi pembelian saham IFL milik Fritolay oleh ICBP telah selesai dilakukan dan berlaku efektif pada 17 Februari 2021. Nilai transaksinya mencapai Rp 494 miliar, atau sebanyak 49 persen dari total seluruh saham yang telah diterbitkan IFL.

IFL diberi waktu maksimum enam bulan dari sejak tanggal transaksi untuk menyelesaikan proses transisi untuk menghentikan produksi, pengemasan, pemasaran, penjualan dan pendistribusian produk-produk makanan ringan dengan merek milik PepsiCo (Lays, Cheetos dan Doritos).

"Setelah masa transisi 6 (enam) bulan dan masa non kompetisi tiga tahun berakhir, maka tidak ada lagi kerjasama antara Perseroan dengan PepsiCo terkait dengan kegiatan usaha makanan ringan di Indonesia,” ia menambahkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya