Bukit Asam Tunjuk Adib Ubaidillah Jadi Plt Direktur Keuangan

Adib Ubaidillah menggantikan Mega Satria yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan PTBA menjadi Direktur Keuangan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Mar 2021, 19:00 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2021, 19:00 WIB
Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menunjuk Adib Ubaidillah menjadi Pelaksana Tugas Direktur Keuangan hingga penetapan secara definitif oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perseroan. Adib sebelumnya juga menjabat sebagai Direktur Niaga PTBA.

Hal itu diputuskan dewan komisaris PTBA berdasarkan Keputusan Nomor:03/DEKOM/PTBA-DEKOM/III/2021 tentang penetapan pelaksana tugas Direktur Keuangan PT Bukit Asam Tbk telah menetapkan Adib Ubaidillah selaku pelaksana tugas Direktur Keuangan.

Adib menggantikan Mega Satria yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan PTBA menjadi Direktur Keuangan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero). Berdasarkan ketentuan anggaran dasar perseroan, Mega Satria tidak lagi menjabat sebagai Direktur Keuangan PTBA sejak 15 Maret 2021.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis, 18 Maret 2021, saham PTBA naik 1,48 persen ke posisi Rp 2.750 per saham. Saham PTBA sempat di level tertinggi 2.770 dan terendah 2.730 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 7.410 kali dengan nilai transaksi Rp 117,4 miliar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

PTBA Kembangkan Pabrik Karbon Aktif di Kawasan Industri Tanjung Enim

Ekspor Batu Bara Indonesia Menurun
Aktivitas pekerja saat mengolah batu bara di Pelabuham KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis 33,24 persen atau mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan mengembangkan pabrik karbon aktif di Kawasan Industri Tanjung Enim. Pabrik tersebut memproduksi 12.000 ton per tahun dengan mengolah sebanyak 60.000 ton batu bara per tahun.

Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin menuturkan, pengembangan karbon aktif dari bahan baku batu bara ini sudah menunjukkan titik terang karena perseroan telah teken Head of Agreement (HoA) dengan Activated Carbon Technologies PTY, LTD (ACT) yang berbasis di Australia pada pengujung 2020.

“Perusahaan ini telah menyatakan komitmennya sebagai Offtaker produk karbon aktif secara jangka panjang,” ujar Arviyan, dilansir dari Antara,ditulis Rabu, 17 Maret 2021.

Ia menuturkan, PTBA terus berupaya untuk meningkatkan nilai tambah pertambangan batu bara. Karbon aktif adalah salah satu upaya hilirisasi.

Ini upaya batu bara diolah dan mengalami proses aktivasi sehingga menjadi material yang di dalamnya terdapat banyak pori-pori yang berfungsi menyerap zat lain di sekitarnya.

Karbon aktif dapat dimanfaatkan untuk proses penjernihan dan pemurnian air, pemurnian gas dan udara, filter industri makanan, penghilang warna untuk industri gula dan MSG, hingga penggunaan di bidang farmasi sebagai penetral limbah obat-obatan agar tidak membahayakan lingkungan.

Perseroan juga sedang memproses sejumlah kajian tambahan termasuk tambahan uji sampel batu bara untuk menghasilkan produk akhir yang optimal dan optimasi pemilihan teknologi pada 2021.

"Kami optimistis produk karbon aktif ini akan mendongkrak laba perusahaan di masa datang karena saat ini banyak dibutuhkan,” ujar dia.

Selain itu, PTBA berencana mengembangkan pabrik karbon aktif di Kawasan Industri Tanjung Enim (BACBIE) untuk memproduksi karbon aktif sebanyak 12.000 ton per tahun dengan mengolah sebanyak 60.000 ton batu bara per tahun.

Selain menggarap produksi karbon aktif, PTBA juga terus mengupayakan realisasi dari program gasfikasi batu bara untuk menghasilkan produk Dimethyl Ether (DME), yang nantinya bisa menjadi produk substitusi LPG.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya