Revisi, BEI Bidik IPO 54 Emiten pada 2021

Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi mengatakan, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan saham baru yang tercatat pada 2020.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 26 Mar 2021, 14:15 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2021, 23:04 WIB
20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Sejalan dengan tingginya animo penerbitan saham baru pada 2021, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan 54 perusahaan untuk menawarkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO).

Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi mengatakan, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan saham baru yang tercatat pada 2020.

“Kami optimis dan mengubah target pencatatan IPO baru untuk tahun ini melampaui angka tahun lalu. Di mana tahun lalu tercatat 51 saham baru, dan total ada 66 efek baru, jadi di luar saham ada yang lain,” kata Hasan dalam siaran bertajuk Incar Cuan Investasi Saham, Pahami Risikonya, Selasa (23/3/2021).

Sebelumnya, BEI menargetkan jumlah perusahaan yang akan melantai pada 2021 sebanyak 30 perusahaan. Namun seiring dengan tingginya animo IPO di tahun ini, BEI optimistis dan mengubah target menjadi 54 saham baru pada 2021.

“Tahun ini kami menargetkan ada 54 saham yang baru. Jadi mudah-mudahan melampaui angka yang kita capai di tahun lalu,” kata Hasan.

Jumlah IPO di bursa Indonesia sepanjang 2020 menduduki posisi terbanyak ke-6 di dunia. Indonesia mengekor bursa Shanghai (180), Nasdaq (119), Shenzhen (115), Hong Kong (99) IPO, dan Jepang (54).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Pertumbuhan Investor

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat lonjakan investor selama pandemi COVID-19 berlangsung tahun lalu. Sepanjang 2020, jumlah investor di Pasar Modal Indonesia yang terdiri atas investor saham, obligasi, maupun reksadana, mengalami peningkatan sebesar 56 persen mencapai 3,87 juta Single Investor Identification (SID) sampai dengan 29 Desember 2020.

Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi menerangkan, kenaikan angka investor ini sejalan dengan munculnya kesadaran untuk berinvestasi di masyarakat.

Pada Oktober-November 2020, BEI melakukan survei dengan jumlah responden tidak kurang dari 1.222 investor yang berasal dari 30 kota di Indonesia. Dari angka ini, 42 persen di antaranya merupakan investor baru.

“Dari hasil survei itu kami mendapatkan konfirmasi jumlah investor individu di pasar modal selama masa pandemi ini sangat positif karena bersumber dari meningkatnya kesadaran berinvestasi di kalangan masyarakat kita,” kata Hasan dalam siaran bertajuk Incar Cuan Investasi Saham, Pahami Risikonya, Selasa (23/3/2021).

Mayoritas responden mengaku ingin memperoleh cuan dari investasi saham. “40,3 persen itu memang menyatakan ingin memperoleh capital gain atau cuan,” kata Hasan.

Kemudian 20,8 persen mengaku ingin mendapatkan penghasilan tambahan. Selanjutnya, yang mengharapkan deviden sebanyak 17,6 persen. 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya