Menyusul Nomura, Mizuho Laporkan Rugi USD 90 Juta Terkait Archegos Capital

Anak perusahaan Mizuho FG di Amerika Serikat (AS) memiliki transaksi dengan Archegos Capital Management.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 02 Apr 2021, 22:04 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2021, 22:04 WIB
(Foto: Ilustrasi Mizuho. Dok Unsplash/Alex Rainer)
(Foto: Ilustrasi Mizuho. Dok Unsplash/Alex Rainer)

Liputan6.com, Jakarta - Mizuho Financial Group menghadapi potensi 10 miliar yen (USD 90 juta atau sekitar Rp 1,30 triliun) terkait dengan Archegos Capital Management. Mizuho muncul sebagai bank Jepang ketiga yang menghadapi kerugian akibat runtuhnya famili office Hwang ini.

Sebelumnya, Nomura Holdings mengisyaratkan kerugian sebesar USD 2 miliar, sementara unit sekuritas Mitsubishi UFJ Financial Group membukukan kerugian USD 270 juta.

Seperti diketahui, Archegos terpukul dengan margin call pekan lalu setelah saham ViacomCBS anjlok. Dilansir dari Nikkei Asia, Jumat (2/4/2021), anak perusahaan Mizuho FG di Amerika Serikat (AS) memiliki transaksi dengan Archegos Capital Management.

Meskipun bank Jepang tidak terlibat dalam bisnis pialang utama yang menyediakan layanan untuk dana lindung nilai, tampaknya bank tersebut memiliki piutang pinjaman dari dana tersebut.

"Kami menahan diri untuk tidak mengomentari transaksi individu. Saat ini tidak ada masalah yang dapat mempengaruhi perkiraan penghasilan kami,” jelas manajemen Mizuho.

Adapun Mizuho memperkirakan laba bersih untuk tahun yang berakhir pada Maret akan turun 22 persen menjadi 350 miliar yen dari tahun lalu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Saat Bank Global Berpotensi Rugi Gara-Gara Archegos Capital Management

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis Michael Pistillo (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, dua bank global Nomura Jepang dan Credit Suisse Swiss memperingatkan kerugian besar dari pinjaman kepada Archegos Capital untuk perdagangan derivatif ekuitas sehingga mendorong aksi jual saham perbankan di seluruh dunia.

Saham Morgan Stanley turun 2,6 persen dan Goldman Sachs Group turun 1,7 persen. Saham Nomura ditutup terjun 16,3 persen, rekor penurunan satu hari, sementara saham Credit Suisse anjlok 14 persen, penurunan terbesar mereka dalam setahun. Deutsche Bank turun 5,0 persen dan UBS turun 3,8 persen pada perdagangan saham Selasa, 30 Maret 2021.

Bank-bank global berpotensi alami kerugian lebih dari USD 6 miliar akibat kejatuhan Archegos Capital, sumber yang akrab dengan perdagangan yang melibatkan perusahaan investasi AS itu mengatakan pada Senin, 29 Maret 2021, ketika regulator dan investor khawatir episode tersebut akan menular. Demikian dilansir dari Antara, ditulis Rabu (31/3/2021).

Kerugian di Archegos Capital Management, dijalankan oleh mantan manajer Tiger Asia Bill Hwang, memicu aksi penjualan saham-saham termasuk ViacomCBS dan Discovery pada Jumat, 26 Maret 2021, sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan.

"Ini adalah waktu yang menantang bagi kantor keluarga Archegos Capital Management, mitra dan karyawan kami," kata juru bicara perusahaan Karen Kessler dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.

"Semua rencana sedang dibahas saat Tuan Hwang dan tim menentukan jalan terbaik ke depan."

Archegos tidak dapat memenuhi permintaan bank untuk lebih banyak agunan guna mengamankan perdagangan swap ekuitas yang telah mereka danai sebagian.

Setelah posisi-posisi tersebut turun tajam nilainya, pemberi pinjaman menjual sekuritas dalam jumlah besar untuk mendapatkan kembali utang mereka, kata sumber tersebut.

"Ini adalah hal yang terjadi di lingkungan spekulatif. Anda mulai menemukan bahwa ada yang tidak beres,” kata Richard Bernstein, kepala eksekutif Richard Bernstein Advisors.

"Ketika Anda memiliki orang yang membuat taruhan tertentu berdasarkan apa yang telah berkinerja baik di masa lalu dan pasang surut, mereka akan terbakar. Pertanyaannya adalah seberapa besar pengaruh yang mereka gunakan."

 

Potensi Kerugian

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Nomura, bank investasi terbesar Jepang, memperingatkan kemungkinan kerugian USD 2 miliar, sementara Credit Suisse mengatakan kegagalan pada margin-call oleh dana yang berbasis di AS bisa menjadi "sangat signifikan dan material" untuk hasil kuartal pertama.

Dua sumber mengatakan, kerugian Credit Suisse kemungkinan besar setidaknya satu miliar dolar AS. Salah satunya mengatakan kerugian bisa mencapai USD 4 miliar, angka yang juga dilaporkan oleh Financial Times. Suisse menolak berkomentar.

Namun, beberapa bank lain tampaknya relatif tidak terluka. Dampak finansial pada Goldman Sachs tidak material, kata sumber terpisah. Demikian juga, Morgan Stanley, yang menjual USD 4 miliar saham terkait Archegos pada Jumat, 26 Maret 2021 tidak mengalami kerugian besar, CNBC melaporkan.

Deutsche Bank mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya telah secara signifikan mengurangi risiko eksposur Archegos tanpa menimbulkan kerugian dan mengelola "posisi klien yang tersisa yang tidak material," yang diperkirakan tidak akan mengalami kerugian.

Dampak pasar yang lebih luas diredam dengan indeks acuan S&P 500 AS ditutup sedikit lebih rendah, sementara sektor keuangan berakhir turun lebih dari 2,0 persen.

"Anda terus melihat kekuatan di pasar secara keseluruhan. Tidak ada rasa takut untuk menjual saham secara bersamaan, yang ada hanyalah ketakutan di kantong-kantong pasar," kata Dennis Dick, kepala struktur pasar di Bright Trading LLC di Las Vegas.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya