Indeks IDX High Dividend 20 Merosot, Bagaimana Prospek Saham Pembagi Dividen?

Secara year on year (YoY), IDX high dividend 20 melemah 5,63 persen ke posisi 420,90 pada penutupan perdagangan saham, Selasa, 13 April 2021.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 13 Apr 2021, 18:34 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2021, 18:34 WIB
IHSG Dibuka di Dua Arah
Layar informasi pergerakan harga saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah emiten penghuni Indeks High Dividend 20 (IDX High Dividend 20) tercatat mulai membagikan dividen. Meski demikian, kinerja indeks saham high dividend masih tertekan.

Secara year on year (YoY), IDX high dividend 20 melemah 5,63 persen ke posisi 420,90 pada penutupan perdagangan saham, Selasa, 13 April 2021.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas menilai, penurunan indeks ini lantaran minimnya sentimen positif dibandingkan sentimen negatif baik dari eksternal maupun internal.

"Baik itu terkait kondisi ekonomi ataupun perkembangan vaksin. Ketika mayoritas sentimen yang datang banyak negatifnya, membuat saham-saham ini terus turun,” kata dia kepada Liputan6.com, Selasa (13/4/2021).

"Dari kinerjanya juga mayoritas turun di saat pandemi. Sehingga potensi dividen yang didapat akan kecil juga,” ia menambahkan.

Salah satunya PT Bukit Asam Tbk mencatatkan kinerja turun sepanjang 2020. Laba bersih PTBA merosot 41,17 persen menjadi Rp 2,38 triliun. Pendapatan tercatat Rp 17,3 triliun.

PTBA pun membagikan dividen 2020 sebesar 35 persen dari laba bersih 2020. Dividen 2020 yang dibagikan Rp 835 miliar. Angka ini lebih kecil dibandingkan 2019 sebesar Rp 3,65 triliun atau 90 persen dari total laba bersih perseroan.

Sementara itu, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) baru saja membayarkan dividen tahun buku 2020 pada 12 April kemarin sebesar 60 persen dari laba bersih 2020, atau sekitar Rp 10,27 triliun. Dividen itu sekitar Rp 220 per lembar saham. Angka dividen tersebut lebih kecil dibandingkan 2019 sebesar Rp 16,49 triliun atau Rp 353,34 per saham pada 2019.

Kemudian ada BBCA dan BBRI yang berencana membagikan dividen tunai pada 28 April 2021. BBCA akan akan membagikan dividen tunai 2020 sebesar Rp 530 per saham atau 48 persen dari total laba bersih tahun buku 2020 sebesar Rp 27,1 triliun. Artinya, BBCA akan membagikan dividen final sekitar Rp 13,02 triliun.

Sebagai perbandingan, total dividen BBCA pada 2019 tercatat sebesar Rp 13,68 triliun atau 47,90 persen dari laba bersih Rp 28,56 triliun.Sementara BBRI akan akan membagikan dividen tunai tahun buku 2020 kepada pemegang saham senilai Rp 12,12 triliun.

Dividen tersebut 65 persen dari laba bersih konsolidasi kepada pemilik entitas induk untuk tahun buku 2020 sebesar Rp 18,65 triliun. Angka ini juga mengalami penurunan dibandingkan besaran dividen tahun buku 2019 sebesar Rp 20,63 triliun, setara 60 persen dari laba.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Saham yang Dapat Dicermati?

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Suasana pergerakan perdagangan saham perdana tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kendati begitu, Sukarno menilai saham emiten yang bertengger di IDX high dividend masih bisa dicermati. Dengan catatan, saham tersebut tidak mengalami tren penurunan yang signifikan.

"Ada saham yang bisa dicermati dengan kinerja yang bagus tahun lalu dan berpotensi membagikan dividen. Yaitu INDF dan ICBP. Tapi INDF lebih oke,” tutur Sukarno.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya