Astra Agro Lestari Genjot Produksi CPO di Tengah Tantangan Iklim

Astra Agro telah mempersiapkan sejumlah langkah yang didasarkan pada hasil riset perseroan untuk hadapi merosotnya produksi CPO.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 14 Apr 2021, 16:38 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2021, 16:38 WIB
Sawit
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan provinsi itu per tahun 2019, kabupaten dengan Hak Guna Usaha (HGU) kebun kelapa sawit terluas di Aceh, yakni 71,661.53 hektare. (Liputan6.com/ Rino Abonita)

Liputan6.com, Jakarta - PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mencatat penurunan produksi Crude Palm Oil (CPO) sebesar 13,6 persen dari 1,65 juta ton pada 2019, menjadi 1,43 juta ton pada 2020.

Hal itu salah satunya disebabkan kemarau panjang yang terjadi pada  2019, mengakibatkan produksi tandan buah segar (TBS) dari perkebunan inti dan plasma perseroan turun sebesar 7,7 persen. Yakni dari 5,02 juta ton pada 2019 menjadi 4,63 juta ton di 2020.

Selain itu, pembelian TBS dari pihak ketiga ikut mengalami penurunan sebesar 18,1 persen menjadi 2,61 juta ton pada 2020, dari 3,18 juta ton pada 2019.

Untuk tahun ini, Direktur Utama Astra Agro Lestari Sentosa mengaku belum memiliki rencana jangka pendek untuk mengatasi merosotnya produksi CPO. 

"Naik dan turunnya produksi TBS faktornya cukup banyak. Sehingga dalam jangka pendek itu akan sulit melakukan prediksi dan membuat program. Enggak bisa mendadak kita meningkatkan produksi begitu saja kalau berbicara tentang tanaman,” kata Santosa dalam paparan publik, Rabu (14/4/2021).

Namun, Santosa membeberkan Astra Agro Lestari telah mempersiapkan sejumlah langkah yang didasarkan pada hasil riset perseroan. Santosa juga mengklaim fasilitas riset Astra Agro ini menjadi salah satu yang terbaik di tanah air untuk riset agronomi. Terutama yang fokusnya di industri kelapa sawit.

"Kita juga memiliki berbagai macam program, baik terhadap menjaga keseimbangan ekosistem tanah. Sehingga kualitas produksinya mudah-mudahan baik dalam jangka pendek melihat defisiensi unsur-unsur yang diperlukan oleh tanaman. Sehingga kita bisa menambahkan melalui pencampuran di komposisi pupuk nya. Itu semua tetap kita akan lakukan,” ujar dia.

Upaya tersebut juga dibarengi dengan pengendalian hama penyakit untuk tanaman. Sehingga tidak mengurangi produksi itu dalam jangka pendek dan menengah.

"Namun kalau melihat absolutnya sangat banyak faktornya terutama kalau terjadi cuaca perubahan cuaca baik kekeringan maupun terlalu basah juga bisa mempengaruhi,” ia menambahkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Jangka Panjang

Sawit
Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh 2019 menyebut terdapat 61 perusahaan kelapa sawit di provinsi itu. Sebanyak 39 diantaranya masih beroperasi, delapan dalam tahap pembangunan, dan 14 lainnya dinyatakan kolaps. (Liputan6.com/ Rino Abonita)

Sementara untuk jangka panjang, PT Astra Agro Lestari Tbk punya program untuk melakukan pembibitan sendiri. Pada tahun lalu sudah disetujui untuk mendapatkan sertifikasi dari pemerintah 3 varietas bibit baru unggul yang diproduksi oleh hasil riset PT Astra Agro selama 10 tahun terakhir.

"Ini adalah milestone utama, mudah-mudahan ini akan meningkatkan produksi Astra Agro dalam jangka panjang karena bibit ini memiliki kualitas menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dan juga lebih tahan terhadap situasi lokal,” tutur Santosa.

Tak hanya itu, Astra Agro juga akan terus melakukan inovasi melalui riset-riset terapan maupun riset pembibitan. Dengan demikian, perseroan berharap dari sisi produksi bisa lebih sustain. Di sisi lain juga sebagai bentuk kontribusi untuk masyarakat sekitar perseroan beroperasi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya