Alibaba Catat Rugi Operasional Pertama Kali Imbas Denda dari Regulator

Pendapatan Alibaba tercatat 187,39 miliar yuan atau USD 28,6 miliar. Angka ini melebihi perkiraan Refinitv sebesar 180,41 miliar yuan atau naik 64 persen year over year/yoy.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Mei 2021, 13:34 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2021, 07:02 WIB
Virus Corona Mewabah, Kota Markas Alibaba Sepi Aktivitas
Seorang wanita berlari di depan kantor pusat Alibaba di Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China, Rabu (5/2/2020). Pemerintah Hangzhou memberlakukan pembatasan pergerakan bagi warganya menyusul mewabahnya virus corona. (NOEL CELIS/AFP)

Liputan6.com, Guangzhou - Alibaba membukukan kerugian operasional pertama sebagai perusahaan publik pada kuartal IV tahun fiskal. Hal ini karena denda antimonopoli besar yang diterima pada April bebani pendapatan Alibaba. Namun, pendapatan Alibaba mengalahkan perkiraan.

Pendapatan Alibaba tercatat 187,39 miliar yuan atau USD 28,6 miliar. Angka ini melebihi perkiraan Refinitv sebesar 180,41 miliar yuan atau naik 64 persen year over year/yoy.

Alibaba mengalami kerugian besar 5,47 miliar yuan pada kuartal yang berakhir Maret. Pasar mengharapkan laba bersih 6,95 miliar yuan berdasarkan perkiraan Refinitiv. Demikian dilansir dari CNBC, Jumat (14/5/2021).

Alibaba berharap hasil terbaru di tengah masalah baru-baru ini dengan regulator. Hal ini dimulai rencana penawaran umum perdana Ant Group senilai USD 34,5 miliar ditarik oleh regulator pada November.

Sejak itu, nilai kapitalisasi pasar susut lebih dari USD 240 miliar karena pengawasan terus berlanjut. Ditambah denda besar 18,23 miliar yuan atau USD 2,8 miliar yang diterimanya sebagai hasil dari penyelidikan anti-monopoli.

Alibaba menyatakan kerugian operasionalnya mencapai 7,66 miliar yuan akibat denda tersebut. CEO Alibaba Daniel Zhang menuturkan, Alibaba pertama kali melaporkan kerugian operasional sebagai perusahaan public. Akan tetapi, hal itu tidak termasuk pendapatan dari operasi menjadi 10,56 miliar yuan atau naik 48 persen yoy.

China telah memperluas tindakan kerasnya terhadap sektor domestik. Bulan lalu, regulator membuka penyelidikan atas dugaan praktik monopoli raksasa pengiriman makanan Meituan.

Saham Alibaba turun tiga persen sebelum pra perdagangan di AS. Raksasa e-commerce China itu mengharapkan pendapatan 930 miliar yuan untuk tahun fiskal pada 2022. Itu akan mewakili pertumbuhan sekitar 29,65 persen yoy.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Kontribusi Kinerja Alibaba

Ilustrasi Alibaba
Ilustrasi: Alibaba (Sumber: Ubergizmo)

E-commerce mendorong pendapatan bisnis perdagangan inti Alibaba sebesar 161,36 miliar yuan atau naik 72 persen yoy. Hal ini seiring pembeli aktif belanja online. Alibaba melihat pertumbuhan bisnis logistik Cainiao 101 persen secara yoy. Sementara itu, supermarket Freshippo juga menyumbang pertumbuhan yang kuat.

Divisi komputasi awan mencatat keuntungan untuk pertama kali pada kuartal Desember. Pendapatan dari divisi itu tumbuh 37 persen yoy menjadi 16,76 miliar yuan.

Chief Financial Officer Alibaba Maggie Wu menuturkan, perusahaan akan mencatat tambahan laba dan modal pada tahun fiskal 2022 untuk mendukung merchant dan investasi ke bisnis baru.

"Area strategis utama yang akan membantu kami meningkatkan pangsa konsumen dan melakukan penetrasi bisnis baru,” ujar dia.

Salah satu area tersebut adalah Taobao Live, fitur belanja live streaming di Alibaba Taobao. Sementara itu, Alibaba dan pesaingnya sedang mencoba untuk menembus kota lainnya dengan pendapatan lebih rendah dari kota besar di China. Investasi dalam produk untuk memasuki pasar ini melalaui Taobao Deals yang menawarkan produk diskon kepada konsumen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya