Liputan6.com, Jakarta - Pendiri ByteDance Zhang Yiming mengundurkan diri sebagai CEO pada akhir tahun 2021. Zhang Yiming, salah satu pendiri ByteDance, mengundurkan diri dari perannya sebagai CEO dan memberikan obor kepada Liang Rubo, salah satu pendiri lain dari induk TikTok dan salah satu raksasa internet paling berharga di dunia.
Alih kemudi ini terjadi tepat saat ByteDance bersiap untuk menggelar penawaran umum perdana yang sangat dinanti-nantikan di AS atau Hong Kong.
"Setelah beberapa bulan memikirkan hal ini, saya sampai pada kesimpulan bahwa transisi keluar dari peran CEO, dengan semua tanggung jawab terkait sehari-hari, akan memungkinkan saya untuk memiliki dampak yang lebih besar pada inisiatif jangka panjang," kata Zhang.
Advertisement
Dilansir dari Bloomberg, Kamis (20/5/2021), tekanan menjalankan bisnis yang berkembang pesat dan sangat kompetitif saat menghadapi persyaratan peraturan yang semakin meningkat mungkin telah merugikan Zhang, yang telah mulai mendelegasikan tanggung jawab.
Pada 2020, ia menunjuk dua eksekutif untuk menjalankan bisnis besar ByteDance di China. Bulan ini, dia mengangkat mantan kepala keuangan Xiaomi Corp. Shouzi Chew menjadi CEO bisnisnya di AS.
Zhang mendirikan ByteDance pada 2012 sebelum menggunakan mesin rekomendasi AI yang sangat canggih untuk membuat layanan berita populer Toutiao dan aplikasi video viral TikTok.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Berusaha Tingkatkan Pendapatan Iklan
Raksasa internet itu sekarang berusaha meningkatkan pendapatan iklan untuk bisnisnya yang berbasis di China termasuk Douyin dan Toutiao menjadi 260 miliar yuan (USD 40 miliar) tahun ini dari 183 miliar yuan pada 2020.
Target agresif ini seiring niat ByteDance untuk mengambil alih perusahaan internet terbesar China dari Alibaba Group Holding Ltd. hingga Tencent Holdings Ltd. di wilayah mereka.
ByteDance, yang pendapatan keseluruhannya meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi USD 35 miliar tahun lalu, telah memulai persiapan untuk IPO dari beberapa bisnis utamanya, termasuk Douyin, dan memilih antara Hong Kong dan AS sebagai tempat pencatatan.
Advertisement