Dimodali Natalie Portman hingga Oprah Winfrey, Perusahaan Susu Gandum Ini Sukses IPO di AS

Perusahaan susu gandum terbesar di dunia, Oatly mencatatkan saham perdana di bursa saham Nasdaq.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Mei 2021, 16:59 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2021, 08:18 WIB
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Liputan6.com, New York - Saham perusahaan susu gandum terbesar di dunia, Oatly melonjak pada hari kedua setelah pencatatan perdana di bursa saham Amerika Serikat  (AS) tepatnya di bursa Nasdaq pada 20 Mei 2021.

Saham Oatly naik 11,19 persen ke posisi USD 22,46 atau sekitar Rp 322.760 (asumsi kurs Rp 14.370 per dolar AS) pada Jumat waktu setempat.

Pada pencatatan perdana Kamis, 20 Mei 2021, saham Oatly ditutup naik USD 20,20 per saham. Angka ini lebih tinggi dari harga perdana USD 17 per saham. Bahkan saat pembukaan perdagangan perdana sentuh posisi USD 22,12 per saham.

Oatly menjadi salah satu merek yang menonjol seiring susu almond, oat atau gandum, kepala berkembang di kedai kopi, restoran dan rumah tangga di seluruh dunia.  Selain minuman oatmilk, perusahaan ini memiliki portofolio antara lain yogurt, es krim dan produk lainnya yang terbuat dari oat.

Industri susu telah protes penggunaan susu dalam pemasaran produk nabati, tetapi pertarungan atas penggunaannya mungkin akan kalah karena konsumen menunjukkan selera yang tidak pernah terpuaskan untuk produk non-susu.

Euromonitor memperkirakan, penjualan produk susu nabati mencapai USD 18 miliar pada 2020 yang merupakan tiga persen dari pasar susu global.

Mengutip AP, Oatly berawal pada 1995 ketika sekelompok ilmuwan di Lund University mengembangkan susu gandum pertama di dunia. Grup ini mulai menjual susu dengan nama Oatly pada 2001 dan secara bertahap menambahkan produk lain seperti es krim dan yogurt.

Berikut serba-serbi mengenai Oatly yang baru debut di bursa saham Amerika Serikat dikutip dari berbagai sumber, ditulis Sabtu (22/5/2021):

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

1.IPO di Amerika Serikat

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Oatly, perusahaan susu oat terbesar di dunia asal Swedia  mengumpulkan USD 1,4 miliar atau sekitar Rp 20,11 triliun dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada Kamis, 20 Mei 2021 di bursa saham Nasdaq. Harga perdana ditetapkan USD 17 dan valuasi saham tercatat USD 10 miliar atau sekitar Rp 143,62 triliun. Demikian dilansir dari AP, Sabtu pekan ini.

Jumlah saham yang dilepas sekitar 84,4 juta saham. Oatly menawarkan lebih dari 64 juta saham, sementara sisanya dari beberapa pemegang saham perseroan. Pada Juli 2020, Oatly menjual 10 persen saham perusahaan senilai USD 200 juta kepada grup investor yang dipimpin Blackstone.

Perusahaan memakai kode saham OTLY ini menggunakan dana IPO untuk modal kerja, mendanai pertumbuhan tambahan dan tujuan umum perusahaan lainnya. Dalam pelaksanaan IPO ini, Oatly dibantu oleh Morgan Stanley, JP Morgan dan Credit Suisse.

2. Didukung investor Oprah Winfrey hingga Natalie Portman

Natalie Portman
Aktris Natalie Portman menghadiri ajang Academy Awards ke-92 atau Oscar 2020 yang digelar di Dolby Theatre, Los Angeles, Minggu (9/2/2020). Salah satu artis penampilan yang mencuri perhatian dalam red carpet Oscar kali ini adalah Natalie Portman. (Robyn Beck/AFP)

Produsen produk susu nabati ini didukung oleh sejumlah investor antara lain Oprah Winfrey, Natalie Portman, mantan CEO Starbucks Howard Schultz, dan perusahaan hiburan Jay-Z Roc Nation.

Pemegang saham terbesar Oatly antara lain perusahaan patungan antara perusahaan investasi Belgia Verlinvest SA dan China yang memiliki 48 persen saham, dan grup Blackstone genggam tujuh persen saham.

3.Kinerja Oatly

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Produk Oatly dibuat untuk individu yang tidak toleran dengan laktosa. Saat ini produk susu gandum makin popular. Produk tersebut masuk dalam menu di Starbucks, dijual di ritel seperti Target dan online di Alibaba. Perusahaan tumbuh lambat hingga 2012, ketika menunjuk tim manajemen baru yang dipimpin oleh CEO Oatly Toni Petersson. Oatly pun memasuki pasar Amerika Serikat pada 2017 dan China pada 2018.

Pada 2020, pendapatan Oatly meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi USD 421,4 juta atau sekitar Rp 6,05 triliun. Petersson mengatakan, Oatly mendapatkan pukulan dari penutupan kedai kopi karena COVID-19. Akan tetapi, lonjakan penjualan bahan makanan dan e-commerce telah menutupi pukulan dari penutupan kedai kopi.

Akan tetapi, perseroan masih alami rugi bersih. Bahkan kerugian perseroan melebar menjadi USD 60,4 juta pada 2020 ketimbang 2019 sebesar USD 35,6 juta. Hal ini seiring pemasaran dan peningkatan produksi.

Mengutip CNBC, perseroan memiliki fasilitas produk di Swedia, Amerika Serikat, dan Belanda, serta faislitas tambahan di Singapura, China dan Inggris yang sedang dikembangkan. Selain itu, produk Oatly dapat ditemui di 8.500 toko ritel dan 10.000 gerai kopi di Amerika Serikat.

4.Prospek bisnis

(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)
(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)

Sebelum pengajuan IPO, perseroan mencatat kalau kapasitas produksi menjadi kendala utama. Produk Oatly telah didistribusikan di seluruh Amerika, Asia, Eropa, Timur Tengah dan Afrika.

Manajemen Oatly menyatakan kalau susu gandum memiliki pertumbuhan lebih besar pada masa depan. Penjualan global mencapai USD 18 miliar pada 2020, atau hanya tiga persen dari industri susu senilai USD 600 miliar, menurut Euromonitor.

"Landasan pacu sangat besar,” ujar CEO Oatly Toni Petersson dilansir dari AFP, pada Kamis, 20 Mei 2021.

Oatly menyebutkan semakin banyak konsumen yang mencoba minuman berbasis gandum antara lain yogurt dan es krim. Dalam tiga bulan terakhir, antara 35-40 persen orang dewasa di Amerika Serikat, Inggris, Jerman, China dan Swedia membeli alternatif susu nabati.

Pertumbuhan susu gandum di AS melonjak 131 persen pada 2020 menjadi USD 304 juta berdasarkan AS Nielsen. Penjualan susu kedelai, beras, dan santan di AS turun selama setahun terakhir, sedangkan penjualan susu almond naik 9 persen.

Keseluruhan penjualan AS untuk produk susu alternatif tumbuh 15 persen menjadi hampir USD 2,2 miliar dalam 52 minggu yang berakhir 1 Mei, berdasarkan Nielsen. Susu almond memegang bagian terbesar dari penjualan tersebut sebesar 68 persen. Susu gandum berada di urutan kedua dengan pangsa pasar 14 persen dan susu kedelai 8 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya