Liputan6.com, Jakarta - PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), salah satu anak perusahaan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) berencana untuk melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) yang digadang-gadang akan menjadi IPO terbesar di Indonesia.
Mitratel menyasar USD 1 miliar atau sekitar Rp 14,56 triliun dari IPO. Dengan angka tersebut, IPO ini akan menjadi yang terbesar di Indonesia selama lebih dari satu dekade.
Baca Juga
Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah menerangkan, rencana tersebut saat ini masih dalam proses. Melihat kondisi pasar yang cenderung fluktuatif, Perseroan mengaku masih akan mencermatinya sembari menyelesaikan persiapan yang ditargetkan selesai pada kuartal III-2021.
Advertisement
"Untuk IPO Mitratel saat ini sedang kami persiapkan. Nanti pada saatnya akan kami umumkan. Termasuk juga kapan persisnya akan dilakukan IPO," kata dia dalam Press Conference RUPST Telkom, Jumat (28/5/2021).
"Persiapan kita targetkan selesai di kuartal III ini," ia menambahkan.
Sebelumnya, Mitratel dikabarkan telah memilih HSBC Holdings Plc, JPMorgan Chase & Co, dan Morgan Stanley untuk menggarap rencana IPO Jakarta.
Menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut, BRI Danareksa Sekuritas dan Mandiri Sekuritas juga dipilih untuk membantu mengatur pencatatan.
Dengan target dana segar USD 1 miliar, IPO ini akan menjadi yang terbesar di Indonesia selama lebih dari satu dekade. Adapun IPO dengan nilai emisi terbesar sebelumnya dilakukan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) pada 2010 dengan perolehan dana segar sebesar USD 696 juta.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Ini Hasil RUPST Telkom pada 28 Mei 2021
Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 16,64 triliun dengan peningkatan sebesar 9 persen atau 10 persen dari perolehan laba bersih tahun buku 2020.
Sementara itu, sisanya sebesar 20 persen atau Rp 4,16 triliun dialokasikan sebagai laba ditahan. Adapun pembayaran dividen tahun buku 2020 akan dilakukan selambat-lambatnya pada 2 Juli 2021.
Pemegang saham yang berhak menerima dividen adalah yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan per tanggal 10 Juni 2021 sampai dengan pukul 16.15 WIB.Â
Pendapatan konsolidasi mencapai Rp 136,46 triliun yang bertumbuh positif sebesar 0,7 persen dibanding pada 2019. EBITDA Perseroan  2020 tercatat Rp 72,08 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 20,80 triliun atau masing-masing tumbuh double digit sebesar 11,2 persen dan 11,5 persen.Â
Selain pembagian dividen, RUPS juga menyetujui pengangkatan Bambang Brodjonegoro sebagai Komisaris Utama Perseroan menggantikan Rhenald Kasali. Dengan begitu, susunan Komisaris dan Direksi Perseroan menjadi sebagai berikut:
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama/Komisaris Independen: Bambang Brodjonegeoro
Komisaris Independen: Wawan Iriawan
Komisaris Independen: Bono Daru Adji
Komisaris Independen: Abdi Negara Nurdin
Komisaris: Marcelino Pandin
Komisaris: Ismail
Komisaris: Rizal Mallarangeng
Komisaris: Isa Rachmatarwata
Komisaris : Arya Mahendra Sinulingga
Â
Dewan Direksi:
Direktur Utama : Ririek Adriansyah
Direktur Keuangan : Heri Supriadi
Direktur Consumer Service : Venusiana Papasi
Direktur Network & IT Solution : Herlan Wijanarko
Direktur Digital Business : Muhammad Fajrin Rasyid
Direktur Strategic Portfolio : Budi Setiawan Wijaya
Direktur Wholesale & International Service : Bogi Witjaksono
Direktur Human Capital Management : Afriwandi
Direktur Enterprise & Business Service : Edi Witjara
Advertisement