PP Presisi Bidik Tambahan Tiga Kontrak Baru dari Jasa Tambang Nikel

PP Presisi sedang menjajaki tiga prospek di jasa tambang nikel yang berlokasi di Morowali Utara dan Halmahera

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 04 Agu 2021, 05:10 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2021, 11:43 WIB
PP presisi melepas saham ke publik sebanyak 2,35 miliar saham.(Liputan6.com/Achmad Dwi Apriyadi)
PP presisi melepas saham ke publik sebanyak 2,35 miliar saham.(Liputan6.com/Achmad Dwi Apriyadi)

Liputan6.com, Jakarta - PT PP Presisi Tbk (PPRE) mengantongi kontrak baru sebesar Rp 2,2 triliun hingga Mei 2021. Kontrak baru itu antara lain proyek jasa tambang nikel Morowali, pembangunan Jalan Tol Cinere Jagorawi seksi 3 melalui KSO LMA-PPRE.

Sleanjutnya kontrak baru itu ada pembangunan jalan hauling dan stockyard Weda Bay Nickel, Readymix Supply Proyek Mempawah, rekonstruksi paved shoulder Taxiway Bandara Sepinggan.

Selain itu, pembangunan jalan kereta api Makassar-Pare-pare dan pembangunan jalan tol Trans Sumatera ruas Pekanbaru-Padang Seksi Padang Lubuk Alung-Sicincin.

"Diperolehnya dua kontrak baru dari sektor jasa pertambangan yakni jasa tambang nikel dan pembangunan hauling road serta stockyard Weda Bay Nickel meningkatkan kepercayaan diri kami untuk memperoleh sedikitnya tambahan tiga kontrak baru di sektor tersebut hingga akhir 2021,” ujar Direktur Utama PP Presisi, Rully Noviandar, dikutip dari keterbukaan informasi BEI, ditulis Selasa (15/6/2021).

Ia menuturkan, pihaknya sedang menjajaki tiga prospek di jasa tambang nikel yang berlokasi di Morowali Utara dan Halmahera yang di antaranya merupakan tambang nikel terbesar di Indonesia. Dari tiga prospek itu, perseroan berharap dapat memperoleh tambahan kontrak baru hingga lebih dari Rp 1,5 triliun hingga akhir 2021.

"Adanya prospek untuk penambahan kontrak baru dari sektor jasa pertambangan diharapkan dapat mendukung target kontribusi lini bisnis jasa pertambangan hingga sebesar 20 persen terhadap target pendapatan perseroan pada 2021,” tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Bakal Sesuaikan Belanja Modal

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ia menambahkan, selain dari sektor jasa tambang, perseroan juga mengincar beberapa proyek infrastruktur lainnya sebagai main contractor. Perseroan optimistis mampu melebihi target perolehan kontrak baru sebesar Rp 3,7 triliun atau tumbuh di atas 32 persen dari 2020.

“Dari sisi pendapatan, hingga kuartal I 2021, PP Presisi telah mencapai 20 persen atau sebesar Rp 665,6 miliar dari target pendapatan pada 2021 sebesar Rp 3,4 triliun,” kata dia.

Pencapaian itu dikontribusikan antara lain proyek sirkuit Mandalika, Kawasan Industri Terpadu Batang, Bendungan Manikin, Jalan Hauling dan stockyard area Weda Bay Nickel serta jasa tambang nikel.

Perseroan pun sedang mengkaji penyesuaian belanja modal dari Rp 600 miliar pada 2021. Hal ini untuk mendukung pertumbuhan perolehan kontrak baru dan percepatan produksi.

“Penyerapan belanja modal tersebut mayoritas akan digunakan untuk mendukung proyek pekerjaan sipil dan jasa tambang. Hingga Mei 2021, capex yang telah terealisasi sekitar Rp 93 miliar,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya