Kasus COVID-19 Melonjak hingga The Fed Bayangi Laju IHSG

Dalam laporan PT Ashmore Asset Management Indonesia, ditulis Minggu (27/6/2021), pasar saham hadapi dua hambatan

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Jun 2021, 22:41 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2021, 22:41 WIB
Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini menghadapi dua hambatan dari domestik dan luar negeri. Meski demikian, pasar saham Indonesia masih menarik seiring sejumlah sentimen, salah satunya rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) perusahaan teknologi.

Dalam laporan PT Ashmore Asset Management Indonesia, ditulis Minggu (27/6/2021), IHSG  hadapi dua hambatan yaitu bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) akan menaikkan suku bunga lebih awal pada 2023. Kedua, jumlah kasus harian COVID-19 yang catat rekor.

"Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat setelah pemerintah umumkan memilih menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat skala mikro (PPKM Mikro). Ini sejalan dengan yang sebelumnya ketika tidak ada lockdown," tulis Ashmore Asset Management Indonesia.

Ashmore Asset Management Indonesia tetap positif dalam jangka menengah-panjang untuk prospek pasar saham Indonesia. Hal ini seiring ada sentimen kenaikan harga komoditas, IPO perusahaan teknologi, dan kehadiran sovereign wealth fund (SWF). Akan tetapi, lonjakan kasus COVID-19 mendorong volatilitas di pasar saham dalam jangka pendek.

"Selama September 2020 saat PSBB, IHSG turun enam persen dalam dua minggu seiring pengumuman tersebut, dan kembali naik 6 persen dan 24 persen masing-masing dalam satu bulan dan tiga bulan kemudian,” tulis Ashmore.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Langkah Pemerintah Antisipasi Lonjakan Kasus COVID-19

FOTO: Mengintip Tower 8 Wisma Atlet Pademangan untuk Isolasi Pasien OTG COVID-19
Petugas mengenakan hazmat saat menyiapkan tabung oksigen di Tower 8 Wisma Atlet Pademangan, Jakarta, Selasa (15/6/2021). Tower 8 Wisma Atlet Pademangan bisa menampung 1.569 pasien untuk isolasi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Adapun pemerintah melakukan sejumlah inisiatif hadapi kasus COVID-19. Pertama, meningkatkan kapasitas tempat tidur. Kedua, menegakkan PPKM Mikro lebih ketat dengan melibatkan polisi dan TNI. Ketiga, genjot vaksinasi. Kelima, memangkas cuti bersama.

Selain itu, PPKM Mikro diperketat dengan membatasi jam operasional mal hingga pukul 20.00 malam dan maksimal kapasitas hingga 25 persen pada 22 Juni-5 Juli 2021.

Pemerintah juga menargetkan peningkatan vaksin pada Juli mencapai 1 juta per hari dari sebelumnya 700 ribu per hari sejalan dengan dimulainya vaksinasi fase tiga untuk semua warga negara berusia di atas 18 tahun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya