Kantongi Restu OJK, Adi Sarana Armada Bidik Dana Rp 720 Miliar dari Rights Issue

PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) menargetkan dana Rp 720 miliar dari rights issue.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 06 Jul 2021, 17:45 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2021, 17:45 WIB
Ilustrasi PT Adi Sarana Armada Tbk/ASSA (Dok: PT Adi Sarana Armada Tbk)
Ilustrasi PT Adi Sarana Armada Tbk/ASSA (Dok: PT Adi Sarana Armada Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) memperoleh pemberitahuan efektif terkait Penambahan Modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PM- HMETD) atau rights issue dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jumat 2 Juli 2021.

HMETD yang ditawarkan Adi Sarana Armada cukup unik karena mengandung obligasi konversi sebanyak 600 juta unit dengan rasio setiap pemegang 453 lembar saham lama.

Setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu unit Obligasi Konversi dengan harga pelaksanaan sebesar Rp1.200 per unit yang harus dibayar penuh saat mengajukan pemesanan pelaksanaan rights issue.

"Kami bersyukur sekali memperoleh pernyataan efektif ini selain tentunya atas kepercayaan dari IFC yang akan menjadi pemegang saham ASSA. Kami akan terus melanjutkan proses transformasi ke arah End-to-End Logistic berbasis teknologi sambil memperkuat pilar bisnis lainnya di bidang ekosistem mobilitas dan penjualan kendaraan bekas," kata Presiden Direktur ASSA, Prodjo Sunarjanto, dalam keterangan tertulis, Selasa (6/7/2021).

ASSA menargetkan perolehan dana melalui PMHETD ini sekitar Rp720 miliar. Sebagian besar dana atau Rp639,3 miliar akan digunakan untuk melunasi dan membayar sebagian pinjaman bank yang diambil pada 2019 terkait Last-Mile Delivery Anteraja serta akuisisi lelang otomotif PT JBA.

Sekitar Rp18,52 miliar akan digunakan untuk pengembangan usaha jasa pergudangan Titipaja (e-fulfilment), serta sisanya untuk modal kerja Perseroan.

Titipaja merupakan inisiatif terbaru Adi Sarana Armada di bidang logistik berupa sharing warehouse untuk membantu seller dalam melakukan penitipan dan pengiriman barang kepada pelanggan. Nantinya, obligasi konversi dari proses HMETD dapat diperdagangkan dan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2 tahun setelah tanggal emisi dan bersifat zero-coupon.

Jumlah saham apabila obligasi konversi ini dikonversi menjadi saham adalah sebanyak-banyaknya 600 juta lembar saham baru atau setara dengan 15,01 persen dari total saham setelah pelaksanaan konversi jika tidak terdapat penyesuaian pada harga konversi.

Apabila masih terdapat sisa HMETD yang belum dilaksanakan, maka seluruh Obligasi Konversi yang tersisa akan diambil oleh International Finance Corporation (IFC) yang merupakan bagian dari grup Bank Dunia.

"Dengan ekosistem yang saling terintegrasi ini, kami yakin akan mampu mengambil peluang pertumbuhan pesat di tengah model bisnis sharing economy berbasis digital yang menjadi tren di masa kini dan mendatang,” Prodjo.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Gerak Saham ASSA

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki duduk di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 6 Juli 2021, saham ASSA naik 2,48 persen ke posisi Rp 2.480 per saham. Saham ASSA dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 2.430 per saham.

Saham ASSA berada di posisi tertinggi Rp 2.530 dan terendah Rp 2.430 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 4.633 kali dengan volume perdangan 183.267. Nilai transaksi harian saham Rp 45,3 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya