Intip Strategi Bukalapak Setelah IPO

PT Bukalapak.com Tbk bersiap untuk mencatatkan saham perdana di BEI dengan menawarkan 25 persen saham ke publik.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 09 Jul 2021, 21:55 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2021, 12:17 WIB
Bukalapak
CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin berkunjung ke salah satu lokasi warung MBL di Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. (Doc: Bukalapak)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukalapak.com Tbk bersiap mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada semester II 2021. Perseroan akan menawarkan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) sebanyak-banyaknya 25 persen saham.

Setelah IPO, Presiden Direktur Bukalapak, Muhammad Rachmat Kaimuddin mengatakan, pihaknya akan melanjutkan strategis bisnis untuk Bukalapak dan Mitra Bukalapak.

"Menambah produk, layanan, mitra, dan fitur-fitur jadi bisa mendapatkan akses modal yang baik. Bisnis model yang baik dan membantu masyarakat untuk bisa belanja lebih baik lagi," ujar Rachmat dalam paparan publik, Jumat (9/7/2021).

Selain itu, dengan dana IPO digunakan untuk modal kerja perseroan yang dapat mendukung rencana strategis bisnis ke depan. "Jadi IPO ini bisa menambah modal kerja dan menjalankan semua strategi yang sudah direncanakan dengan lebih cepat,” kata dia.

Rachmat melihat, potensi transaksi e-commerce masih besar di Indonesia terutama di luar kota besar. Hal ini melihat transaksi e-commerce masih terpusat di kota besar di Indonesia antara lain di Surabaya, Bandung, Medan, Semarang dan Jakarta.

"Jadi 70 persen itu masih di kota besar. Jadi sebenarnya menurut kami yang potensial itu di luar kota besar karena baru 10 persen yang tergarap masih ada 90 persen," ujar dia.

Untuk meningkatkan bisnis Bukalapak, salah satunya dengan menggaet warung dan membantu warung menjadi warung ritel modern.

"Warung ini bisa menjadi infrastruktur tambahan dan bisa menjadi customer kami. Jadi untuk meningkatkan transaksi kami,” kata dia.

Direktur PT Bukalapak.com Tbk Teddy Oetomo menuturkan, Mitra Bukalapak akan menjadi salah satu kontribusi pendapatan yang positif ke depan. Selain itu, kinerja perseroan akan didukung inovasi yang dilakukan untuk membantu Mitra Bukalapak.

"Mitra Bukalapak ke depan diprediksi akan semakin berkembang sehingga bisa masuk dalam bagian Bukalapak karena kita melihat perkembangannya sangat fantastis. Di sisi lain melalui inovasi yang dilakukan karena kita memiliki banyak platform yang membantu Mitra sehingga nanti bisa menjadi pendapatan di situ,” ujar dia.

Selain itu, ia menuturkan, strategi perseroan membantu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga bagian hal yang berbeda dengan e-commerce lain.

"Ada yang bilang tertinggal dari e-commerce lain tapi mereka hanya melihat dari satu aspek dari marketplace. Jadi enggak memperhitungkan bila kita saat ini strategi membantu UMKM membesarkan bisnis mereka tidak hanya dari platform Bukalapak tapi ada banyak platform yang dimiliki,” ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

IPO, Bukalapak Bakal Lepas 25 Persen Saham ke Publik

Bukalapak.
Bukalapak.

Sebelumnya, PT Bukalapak.com Tbk menggelar paparan public dalam rangka rencana penawaran umum perdana atau initial publik offering (IPO). Dalam rangka IPO ini, perseroan melepas 25 persen saham ke publik.

“Struktur penawaran 25 persen saham dari PT Bukalapak.com Tbk. Pencatatan akan dilakukan di BEI dengan kode saham BUKA,” ujar Direktur PT Buana Capital, Ratna Karim, Jumat, 9 Juli 2021.

Ratna menuturkan, rencana penggunaan dana IPO sekitar 66 persen untuk modal kerja. Sisanya sekitar 15 persen kepada anak usaha perseroan PT Buka Mitra Indonesia, dan 15 persen untuk anak usaha Buka Usaha Indonesia.

"Masing-masing satu persen untuk Buka Investasi Bersama, Buka Pengadaan Indonesia, Bukalapak Pte Ltd, dan Five Jack,” ujar dia.

Ratna mengatakan, kisaran harga IPO Bukalapak Rp 750-Rp 850 per saham.

Adapun jadwal sementara IPO antara lain masa penawaran awal pada 9-19 Juli 2021, tanggal efektif pada 26 Juli 2021. Masa penawaran umum perdana saham pada 28 Juli-30 Juli 2021. Tanggal penjatahan pada 3 Agustus 2021, distribusi saham secara elektronik dan pengembalian uang pemesanan pada 5 Agustus 2021, dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Agustus 2021.

Mengutip prospektus ringkas yang beredar pada Jumat, 9 Juli 2021, Bukalapak menawarkan saham sebanyak-banyaknya 25.765.504.851 lembar saham dengan nilai nominal Rp 50.

Jumlah saham yang ditawarkan itu sebanyak-banyaknya sebesar 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Perseroan diperkirakan meraup dana sebanyak-banyaknya Rp 21,90 triliun.

Tawari ESA

Bukalapak
Pembukaan kantor research and development di Surabaya (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Selain itu, perseroan juga akan mengalokasikan sebanyak-banyaknya sebesar 0,1 persen dari saham yang ditawarkan dalam IPO untuk program alokasi saham kepada karyawan atau employee stock allocation (ESA) sebanyak-banyaknya 25.765.505. Harga pelaksanaan ESA sama dengan harga penawaran. Selain itu, perseroan juga akan mengalokasikan sebanyak-banyaknya 4,91 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO untuk program management and employee stock option plan (MESOP).

Jumlah itu sebanyak-banyaknya 5.060.345.153 saham dengan harga pelaksanaan MESOP sekurang-kurangnya 90 persen dari rata-rata harga penutupan saham perseroan selama kurun waktu 25 hari bursa berturut-turut di pasar regular.

Dalam prospektus itu juga disebutkan penjamin pelaksana emisi efek yang juga bertindak sebagai penjamin emisi efek menjamin dengan kesanggupan penuh terhadap sisa saham yang ditawarkan yang tidak dipesan dalam IPO.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya