Liputan6.com, Jakarta - PT Tira Austenite Tbk (TIRA) mengalami penurunan penjualan hingga 14 persen pada kuartal II 2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tercatat perseroan hanya bisa mengukuhkan angka Rp 114,9 miliar hingga 30 Juni 2021.
Melihat hal ini, Direktur Utama PT Tira Austenite Tbk Selo Winardi mengaku bila pihaknya akan memperbaiki supply chain di beberapa sektor usahanya, seperti gas, steal dan manufacturing.
"Strateginya kita tetap mempertahankan penjualan steel, kemudian gas, lalu manufacturing. Khusus manufacturing kta melakukan strategi TIRA sebagai agennya. Gas kita dapat kontrak, steel kita harapkan suplai lancar," katanya secara virtual, Jumat (16/7/2021).
Advertisement
Tak hanya itu, pihaknya juga akan melakukan efisiensi agar pendapatan 2021 bisa lebih optimal dari target yang telah ditentukan. Sepanjang 2021, TIRA mengaku memiliki target pendapatan sebesar Rp284 miliar. Meski demikian, melihat kondisi yang ada, perseroan menegaskan penurunan pendapatan sangat mungkin terjadi.
"Target kami masih optimis mendekati tahun lalu. Rp284 miliar tahun ini. Tapi agak berat ya menurut saya, mungkin akan drop 10 persen. Laba mungkin akan sama seperti tahun lalu, sekitar Rp2 miliar," ujarnya.
Untuk tahun lalu, penjualan Tira Austenite mencapai Rp251,13 miliar. Angka tersebut turun dari tahun sebelumnya karena berhasil mengukuhkan angka Rp281,10 miliar.
Sedangkan laba bersih perusahaan mencapai Rp2,3 miliar. Steel berhasil berkontribusi sebesar Rp59,5 miliar, sedangkan gas Rp59,5 miliar. Selanjutnya terdapat manufacturing Rp9,8 miliar dan sisanya Rp8,7 miliar dari usaha yang lain.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Respons Terkait Lonjakan Harga Saham
Selain itu, perseroan menyatakan tidak mengetahui informasi yang berkembang di masyarakat yang mendorong harga saham alami lonjakan signifikan. Bursa Efek Indonesia (BEI) hentikan sementara perdagangan (suspensi) saham TIRA pada 13 Juli 2021.
Direktur Utama PT Tira Austenite Tbk Selo Winardi menegaskan, pihaknya tidak mengetahui ada informasi yang menyangkut perseroan termasuk rumor di media massa. Perseroan juga tidak mengetahui alasan peningkatan harga saham TIRA yang di luar kebiasaan. Selo mengatakan, hal itu murni keputusan investor di pasar modal.
"Perseroan tidak memiliki informasi yang tidak disampaikan kepada pihak-pihak terkait sesuati ketentuan yang berlaku,” ujar dia.
Advertisement