Warren Buffett Indonesia Lo Kheng Hong: Investasi Bukan Spekulasi

Prinsip Lo Kheng Hong, investasi bukanlah spekulasi. Untuk investasi, investor perlu untuk mengetahui fundamental perusahaan yang diincarnya

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 31 Jul 2021, 19:55 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2021, 19:55 WIB
Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Austin Distel)
Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Austin Distel)

Liputan6.com, Jakarta - Investor kawakan tanah air, Lo Kheng Hong kembali mengingatkan investor untuk cermat saat investasi. Hal ini merujuk pada prinsip Lo Kheng Hong, investasi bukanlah spekulasi.

Artinya, dalam investasi mesti dilandasi dengan pengetahuan mumpuni mengenai seluk beluk instrumen yang menjadi pilihan investasinya. Sebaliknya, spekulasi secara garis besar dimaknai Lo Kheng Hong sebagai ketidaktahuan investor atas apa yang dimilikinya.

“Kalau kita investasi artinya kita tahu apa yang kita miliki. Sedangkan kalau spekulasi artinya kita tidak tahu apa yang kita miliki,” kata Lo dalam diskusi Virtual Panin Sekuritas, Sabtu (31/7/2021).

Sebagai gambaran, untuk investasi, investor perlu untuk mengetahui fundamental perusahaan yang diincarnya. Hal ini bisa dilihat dari laporan keuangan perusahaan. Hal ini meliputi pendapatan dan laba perseroan, apakah mencatatkan laba atau malah merugi. Dari sisi utang dan piutang juga penting untuk diperhatikan, karena akan menyangkut kinerja perusahaan ke depan.

Untuk yang satu ini, investor benar-benar harus cermat untuk memindai apakah ada kejanggalan atau tidak dalam laporan keuangan perusahaan.

"Ada perusahaannya yang utangnya nol kasnya ada Rp 2,4 triliun. Ada juga yang aneh, ada perusahaan yang penjualannya cash tapi ada piutang ratusan miliar, siapa yang utang?” Lo Kheng Hong mengumpamakan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Ketahui Latar Belakang dan Kinerja Manajemen Perusahaan

20151117-Pasar-Modal-Jakarta-AY
Peserta mengikuti cara berinvestasi Mandiri Skuritas di Bursa Efek Jakarta, Selasa (17/11). Mandiri Sekuritas terus mendorong pertumbuhan jumlah investor pasar modal di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, tak kalah penting mengetahui latar belakang dan kinerja manajemen perusahaan. Hal itu untuk memastikan perusahaan dikelola oleh orang yang tepat, sehingga meminimalkan risiko kerugian pada masa mendatang.

"Kalau investasi ada banyak hal yang harus diketahui. Misalnya manajemennya seperti apa, apakah pemilik atau eksekutif perusahaan itu adalah orang-orang yang jujur, berintegritas.  Atau orang yang tidak jujur yang suka ambil uang perusahaan untuk memperkaya dirinya," beber Lo.

"Jadi kita harus tahu semuanya,” imbuh Lo.

"Kalau kita beli yang kita tahu, itu kita sedang investasi. Tapi kalau tidak tahu apa yang kita beli, hanya berdasarkan saran dari teman atau dengar tukang pom pom atau influencer, kita tidak tahu apa yang kita beli, kita sedang berspekulasi,” ulang Lo Kheng Hong menegaskan.

Lo Kheng Hong menyebutkan praktek spekulatif lainnya termasuk trading. "Seorang trader pun itu bukan investasi, itu spekulasi. Kalau beli saham yang valuasinya mahal dengan harapan bisa jual lebih mahal lagi, itu juga spekulasi, buka investasi,” pungkas dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya