Bursa Saham Asia Tergelincir Jelang Rilis Data Ekonomi China

Di bursa saham Asia, indeks Nikkei 225 melemah 1,43 persen pada awal sesi perdagangan seiring saham produsen robot Fanuc susut hampir empat persen

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 16 Agu 2021, 09:08 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2021, 09:07 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Senin pagi (16/8/2021) seiring investor mencermati rilis data ekonomi pada Juli 2021.

Di bursa saham Asia, indeks Nikkei 225 melemah 1,43 persen pada awal sesi perdagangan seiring saham produsen robot Fanuc susut hampir empat persen. Indeks Topix susut 1,45 persen. Demikian dilansir dari CNBC, Senin (16/8/2021).

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Jepang naik 0,3 persen pada kuartal II 2021 dibandingkan periode tiga bulan sebelumnya yang kontraksi 0,9 persen. Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Jepang diprediksi naik 0,2 persen, berdasarkan laporan Reuters.

Bursa saham China melemah. Indeks Shanghai melemah, sementara itu indeks Shenzhen susut 0,28 persen. Indeks Hang Seng tergelincir 0,17 persen. Indeks saham Australia merosot 0,43 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi libur pada awal pekan ini.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Menanti Rilis Data Ekonomi China

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Investor akan mencermati rilis data ekonomi China pada awal pekan ini. Hal ini termasuk data produksi industri China dan penjualan ritel pada Juli 2021. Harga minyak tergelincir pada jam perdagangan Asia.

Harga minyak Brent berjangka turun 1,34 persen menjadi USD 67,52 per barel. Indeks dolar Amerika Serikat berada di posisi 92,51. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 109,43 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya