Liputan6.com, Jakarta - Kinerja PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) anjlok pada semester I 2021. Hingga 30 Juni 2021, perseroan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 429,75 miliar, turun sekitar 43,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 755,78 miliar.
Namun, pada periode yang sama, Perseroan menekan beban pokok penjualan dari Rp 669,59 miliar pada semester I 2020 menjadi Rp 369,99 miliar. Dengan demikian, diperoleh laba bruto sebesar Rp 59,76 miliar, turun 30,67 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 86,19 miliar.
Baca Juga
Setelah dikurangi beban usaha, PT Buyung Poetra Sembada Tbk mencatatkan laba usaha sebesar Rp 21,88 miliar. Pada periode ini, Perseroan mendapatkan pendapatan sewa sebesar Rp 530 juta, naik tipis dibandingkan semester I 2020 sebesar Rp 486,25 juta. Pendapatan bunga Rp 4.41 juta, turun signifikan dari Rp 10,46 juta. Serta Laba selisih kurs - neto yang positif di angka Rp 74,94 juta dari sebelumnya yang minus 4,65 juta.
Advertisement
Beban bunga membengkak dari Rp 7,82 miliar pada semester I 2020 menjadi Rp 9,95 miliar di semester I 2021. Perseroan juga menciptakan penyusutan aset hak guna sebesar Rp 587,84 juta, administrasi bank Rp 842,02 juta, dan lain-lain sebesar Rp 19,18 juta. Sehingga total beban lain-lain tercatat sebesar Rp 11,56 miliar. Naik dibandingkan semester I 2020 sebesar Rp 10,53 miliar.
Dari raihan itu, setelah dikurangi pajak penghasilan, Perseroan mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp 7,5 miliar pada semester I 2021. Turun 219,86 persen dibandingkan semester I 2020 sekitar Rp 24 miliar.
“Meskipun penjualan bersih HOKI per Semester I-2021 terkoreksi menjadi Rp 429,75 miliar dengan laba bersih Rp 7,50 miliar, penjualan online HOKI masih berhasil meningkat sekitar 10 persen YoY selama Semester I-2021 dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Direktur HOKI, Budiman Susilo dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Rabu (1/9/2021).
Mengikuti tren beberapa kuartal terakhir, Budiman mengatakan pasar modern masih menjadi kontributor terbesar HOKI pada semester I-2021, dengan kontribusi volume penjualan 52,63 persen. Sementara pasar tradisional hanya berkontribusi 15,45 persen pada semester I-2021, karena keterbatasan operasional sejak pandemi.
Untuk mendongkrak penjualan, HOKI telah mendorong saluran online pada semester I-2021, mengingat masyarakat mulai terbiasa dengan belanja online bahkan untuk membeli kebutuhan pokok konsumen seperti beras.
“Sebagai strategi, HOKI juga mulai beralih ke beberapa jalur distribusi baru untuk mendistribusikan beras dan produk baru guna mendongkrak penjualan seiring dengan peningkatan kapasitas produksi,” imbuhnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Total Liabilitas
Hingga 30 Juni 2021, aset HOKI tercatat sebesar Rp 918,31 miliar, naik dibandingkan posisi akhir Desember 2020 sebesar Rp 906,93 miliar.
Terdiri dari aset lancar Rp 388,33 miliar dan sisanya Rp 529,99 merupakan aset tidak lancar. Liabilitas tercatat sebesar Rp 248,53 miliar, naik dari Rp 244,36 miliar per akhir Desember 2020. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 196,97 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 51,57 miliar.
Pada penutupan perdagangan Rabu, 1 September 2021, saham HOKI turun 1,05 persen ke posisi Rp 189 per saham. Saham HOKI dibuka naik satu poin ke posisi Rp 192 per saham.
Saham HOKI berada di level tertinggi Rp 193 dan terendah Rp 189 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.323 kali dengan volume perdagangan 286.015. Nilai transaksi Rp 5,4 miliar.
Advertisement