Mitra Bukalapak Jadi Pemimpin Pasar O2O Indonesia

Pada segmen warung yang memakai platform O20, Mitra Bukalapak memimpin penetrasi di kategori grocery dan produk virtual.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Sep 2021, 15:17 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2021, 15:17 WIB
Mitra Bukalapak
Salah satu Mitra Bukalapak dari Buka Mitra Indonesia. (Foto: Ist)

Liputan6.com, Jakarta - PT Buka Mitra Indonesia melalui Mitra Bukalapak optimistis pertumbuhan mitra positif hingga akhir 2021. Bahkan Mitra Bukalapak menjadi pemimpin pasar online to offline (O2O) Indonesia.

Berdasarkan riset Nielsen yang dilakukan pada Juni 2021 terhadap 3.000 warung dan kios pulsa menemukan, di antara 14 kota di seluruh Indonesia, 14,8 persen penetrasi O20 dipimpin oleh Mitra Bukalapak dengan penetrasi 42 persen.

Pada segmen warung yang memakai platform O20, Mitra Bukalapak memimpin penetrasi di kategori grocery atau bahan makanan sebesar 55 persen dan penetrasi produk virtual sebesar 52 persen.

Pada 2021, jumlah anggota Mitra Bukalapak meningkat signifikan dari 2.870 warung pada 2017 menjadi 8,7 juta. Realisasi Mitra Bukalapak itu terdiri dari warung dan agen individu yang tersebar di seluruh Indonesia.

CEO Buka Mitra Indonesia, Howard Gani menuturkan, pihaknya ingin terus meningkatkan jumlah Mitra Bukalapak. Kalau dilihat dari akhir 2020 mencapai 7 juta, dan mencapai 8,7 juta Mitra Bukalapak pada akhir Juni 2021.

"Sesuai on track 8,7 juta hingga pertengahan tahun. Sama agresifnya hingga akhir tahun," kata dia saat diskusi virtual, Kamis (9/9/2021).

Ia menuturkan, Mitra Bukalapak ini juga akan berkontribusi mayoritas di Bukalapak karena perkembangan Mitra Bukalapak. Berdasarkan kinerja keuangan PT Bukalapak.com Tbk, Mitra Bukalapak menjadi penggerak utama pertumbuhan perseroan. Total Processing Value (TPV) Mitra pada kuartal II 2021 dan semester I 2021 masing-masing meningkat sebesar 237 persen menjadi Rp 14,2 triliun dan 227 persen menajdi Rp 23,9 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Kontribusi Mitra Bukalapak terhadap pendapatan perseroan meningkat dari 12 persen pada kuartal II 2020 menjadi 33 persen pada kuartal II 2021.Howard menuturkan, penetrasi di O2O ini juga masih besar, jika melihat dari survei Niesel. Bahkan dengan banyaknya perusahaan rintisan atau startup.

"Kompetisi masih tahap awal. Dalam penetrasi mau tak mau player besar akan lead penetrasi tersebut. Kesempatan itu akan lebar, bisa terus menjangkau kawan-kawan yang belum terjangkau," kata dia.

Howard menuturkan, jangkauan Mitra Bukalapak terbesar di Jawa, tetapi sejak awal tahun lalu mulai menjangkau pulau lain. Pihaknya menjangkau seluruh provinsi di Indonesia sehingga memberikan manfaat kepada Mitra Bukalapak.

"Strategi tak selalu sama. Menyesuaikan kondisi lapangannya. Strategi kita tidak monoton, kita lihat dari sifat dari daerah pasar tersebut, " ujar dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Mitra Bukalapak

Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)

Pada 2017, Bukalapak meluncurkan Mitra Bukalapak untuk membantu warung-warung tradisional bersaing di era digitalisasi dengan usaha ritel modern.Dengan Mitra Bukalapak, warung tradisioal kini dapat menawarkan layanan online tambahan seperti seperti pembayaran tagihan dan isi ulang pulsa kepada para pelanggannya.

Mitra Bukalapak adalah platform B2B Bukalapak untuk produk-produk fisik, virtual, dan keuangan yang memungkinkan warung tradisional dan agen individu memiliki akses kepada distribusi pasokan yang lebih lengkap.

Selain itu, Mitra Bukalapak juga memungkinkan mereka untuk menambah variasi produk yang ditawarkan sehingga memberikan nilai tambah bagi usaha mereka.Mitra Bukalapak memungkinkan masyarakat di sekitarnya untuk mendapatkan akses terhadap suplai kebutuhan sehari-hari, kirim uang, pembayaran transaksi dari marketplace, isi ulang uang elektronik dan dompet digital (OVO, DANA, Go-Pay).

Selain itu pembelian voucher game atau belanja, pembayaran pajak tanah, dan bea cukai, pembayaran STNK, investasi atau transfer emas, pembelian token listrik, pembelian pulsa, paket data, dan Telkom.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya