JP Morgan Bersiap Hadapi Potensi Gagal Bayar Utang AS

JP Morgan telah memulai perencanaan skenario kemungkinan default utang AS dan efeknya.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Okt 2021, 11:52 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2021, 11:52 WIB
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - JPMorgan sudah mulai begerak rencanakan opsi sebagai antisipasi potensi gagal bayar utang (default) Amerika Serikat.

CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon mengungkapkan, pihaknya harus siapkan potensi default AS. Walaupun sangat berharap Kongres untuk menghindarinya dengan mengangkat debt celling (batas tertinggi utang).

Dimon mengungkapkan, JPMorgan telah memulai perencanaan skenario kemungkinan default dan efeknya. Yang mana dapat mempengaruhi pasar keuangan, rasio modal, kontrak klien dan kredit AS. Dengan indikasi, bank akan lakukan panggilan dalam waktu dekat sebelum debt celling.

"Saya berpikir semua ini salah dan suatu hari kita harus memiliki RUU bipartisan dan menyingkirkan debt celling. Ini semua politik,” ujar Dimon kepada Reuters, dilansir dari laman CNN, ditulis Jumat (1/10/2021).

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan kepada anggota parlemen pada Selasa, 21 September 2021, pemerintah federal akan kehabisan uang tunai dan tindakan luar biasa akan terjadi pada 18 Oktober 2021. Pada saat itu akan menetapkan panggung untuk potensi default jika Kongres tidak menaikkan debt ceiling sebelum itu.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Menyisir Kontrak Klien

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Sementara itu, JPMorgan pun sedang menyisir kontrak klien untuk mempersiapkan potensi

default.

"Seingat saya, terakhir kali kami (JPMorgan) berisap untuk ini dengan menghabiskan USD 100 juta atau sekitar Rp 1,43 triliun (estimasi Rp 14.305 per dolar AS)," ujar Dimon.

Sayangnya, JPMorgan menolak berkomentar lebih lanjut mengenai persiapan ini. Di sidang awal tahun ini, Dimon bercerita selama debat debt celling sebelumnya bank menghabiskan waktu dan uang untuk menyelidiki apa arti default AS.

“Saya tidak mempelajari lagi hal itu,” kata Dimon kepada anggota Parlemen AS.

 

Reporter: Ayesha Puri

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya