Bursa Saham Asia Tergelincir pada Awal Pekan

Bursa saham Asia merosot pada perdagangan Senin, 11 Oktober 2021 seiring investor cermati reaksi pasar terkait data tenaga kerja AS.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 11 Okt 2021, 08:43 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2021, 08:43 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Orang-orang berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Bursa saham Asia turun setelah Korea Utara (Korut) melepaskan rudalnya ke Samudera Pasifik. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Senin pagi (11/10/2021) seiring investor mencermati reaksi pasar terhadap rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang belum sesuai harapan.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 turun 0,53 persen, indeks Topix mendatar. Di sisi lain, indeks Australia ASX 200 merosot 0,94 persen.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang merosot 0,23 persen. Indeks Korea Selatan Kospi libur pada awal pekan ini. Demikian dikutip dari laman CNBC, Senin (11/10/2021).

Adapun data nonfarm payrolls AS naik hanya 194.000 pada September, turun tajam dari prediksi ekonom Dow Jones sebesar 500.000, demikian laporan Departemen Tenaga Kerja.

Sementara itu, tingkat pengangguran turun menjadi 4,8 persen dan itu di atas harapan pasar 5,1 persen dan terendah sejak Februari 2020.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Indeks Dolar AS

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indeks dolar Amerika Serikat berada di posisi 94,162 dari sebelumnya 94,2. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 112,26 per dolar AS. Harga minyak pada jam perdagangan Asia cenderung menguat.

Harga minyak Brent berjangka naik 0,28 persen menjadi USD 82,62 per barel. Harga minyak berjangka Amerika Serikat bertambah 0,47 persen menjadi USD 79,72 per barel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya