Bukan Kali Pertama, Ini Perjalanan Stock Split Saham BBCA Sejak Debut di Bursa

BCA berharap stock split saham BBCA dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan pasar modal dalam negeri.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 13 Okt 2021, 16:49 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2021, 16:49 WIB
ATM BCA (Dok: Istimewa)
ATM BCA (Dok: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) resmi diperdagangkan dengan harga baru pada Rabu 13 Oktober 2021. Hal ini seiring perseroan melakukan aksi korporasi stock split atau pemecahan nilai nominal saham.

Pada perdagangan hari ini, saham BBCA dibuka pada level Rp 7.400 per saham. Hal itu lantaran Perseroan melakukan pemecahan saham atau stock split dengan rasio 1:5. Artinya, setiap 1 lembar saham yang ada sebelumnya dipecah menjadi 5 saham baru.

Adapun nilai nominal per saham BBCA sebelumnya adalah Rp 62,5, sedangkan nilai nominal per saham BBCA setelah stock split akan menjadi sebesar Rp 12,5.

Keputusan Perseroan untuk melakukan pemecahan harga saham tersebut didasarkan pada perkembangan pasar modal saat ini. Terutama dengan tingginya minat investor ritel, termasuk para investor muda untuk berinvestasi di pasar modal.

Perseroan berharap aksi korporasi ini dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan pasar modal dalam negeri.

“Dengan harga baru yang mulai diperdagangkan hari ini, perseroan berharap harga saham BCA menjadi relatif terjangkau dan mendapat sambutan positif dari investor, terutama investor pemula yang saat ini aktif berinvestasi di pasar modal,” ujar Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja dalam keterangan resmi, Rabu (13/10/2021).

Asal tahu saja, ini bukan kali pertama BCA melakukan pemecahan saham. Merujuk laman resmi BCA, Perseroan sebelumnya telah tiga kali melakukan stock split. Yakni pada Mei 2001, tepat setahun setelah BBCA mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada Mei 2000 dengan melepas 2.943.986.000 lembar saham.

BBCA melakukan pemecahan saham dengan rasio 1:2. Sehingga saham yang beredar saat itu menjadi 5.887.972.000 lembar dengan nilai nominal Rp 250.

Tiga tahun kemudian, tepatnya pada Juni 2004 Perseroan kembali melakukan stock split dengan rasio yang sama, yakni 1:2. Sehingga jumlah saham beredar menjadi 12.262.269.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 125.

Aksi tersebut kembali dilakukan Perseroan pada 2008 dengan rasio yang sama, 1:2. Sehingga saham beredar menjadi 24.655.010.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 62,5.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saham BBCA Menguat

Kantor PT Bank Central Asia Tbk (BCA). saat ini transpormasi digital BCA melalui internet dan mobile banking, dan berbagai aplikasi, fitur, alat pembayaran nontunai.
Kantor PT Bank Central Asia Tbk (BCA). saat ini transpormasi digital BCA melalui internet dan mobile banking, dan berbagai aplikasi, fitur, alat pembayaran nontunai.

Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan Rabu, 13 Oktober 2021, saham BBCA naik 2,73 persen ke posisi Rp 7.525 per saham. Saham BBCA dibuka naik 75 poin ke posisi Rp 7.400 per saham. Saham BBCA berada di level tertinggi Rp 8.250 dan terendah Rp 7.400 per saham.

Total frekuensi perdagangan 103.105 kali dengan volume perdagangan 2.137.384. Nilai transaksi Rp 1,7 triliun.

Berdasarkan data RTI, dengan kenaikan harga saham BBCA, kapitalisasi pasar saham BBCA menjadi Rp 927,64 triliun pada 13 Oktober 2021. Kapitalisasi pasar saham BBCA masih menjadi terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Disusul kapitalisasi pasar saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 648,67 triliun. Kemudian PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mencatat kapitalisasi pasar saham Rp 373,46 triliun.

Selanjutnya PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membukukan kapitalisasi pasar saham sebesar Rp 331,33 triliun. Lalu PT Astra International Tbk (ASII) mencatat kapitalisasi pasar saham Rp 254,03 triliun.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya