Bursa Saham Asia Bervariasi Jelang Akhir Pekan, Investor Cermati Saham Supplier Apple

Bursa saham Asia beragam pada perdagangan Jumat, 29 Oktober 2021 dan investor mencermati saham supplier Apple.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 29 Okt 2021, 08:47 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2021, 08:46 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Jumat pagi (29/10/2021) seiring investor mencermati saham supplier Apple setelah pendapatan raksasa teknologi tak sesuai harapan.

Indeks Jepang Nikkei naik 0,12 persen. Indeks Topix cenderung mendatar. Indeks Korea Selatan Kospi menguat 0,57 persen. Demikian dilansir dari CNBC, Jumat (29/10/2021).

Sementara itu, indeks Australia berada di zona negatif. Indeks saham ASX 200 melemah 0,19 persen. Australia akan umumkan data ritel penjualan pada September 2021.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,11 persen. Investor mencermati saham supplier Apple setelah penjualan perusahaan turun dan tak sesuai harapan wall street. CEO Apple Tim Cook menuturkan, ada kendala pasokan lebih besar dari perkiraan pada iPhone, iPad dan Mac.

Pada perdagangan Jumat pagi, saham Alps Alpine di Jepang anjlok 5,9 persen. Saham Murata Manufacturing turun 0,5 persen. Di sisi lain, saham Taiyo naik 1,41 persen.

Di Amerika Serikat, wall street menguat. Indeks S&P 500 menguat 0,98 persen menjadi 4.596,42. Indeks Dow Jones melonjak 239,79 menjadi 35.730,48. Indeks Nasdaq bertambah 1,39 persen menjadi 15.448,12.

Indeks dolar AS berada di posisi 93,34. Indeks ini turun dari posisi sebelumnya 93,9. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 113,67 per dolar AS.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Penutupan Wall Street pada 28 Oktober 2021

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat hingga mencapai rekor pada perdagangan Kamis, 28 Oktober 2021. Hal ini seiring pendapatan yang kuat dari perusahaan-perusahaan besar sehingga mendukung kepercayaan investor.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 bertambah 0,98 persen ke posisi 4.596,42. Indeks Nasdaq melonjak 1,39 persen ke posisi 15.448,12. Indeks Nasdaq pun mencapai rekor intraday. Indeks Dow Jones melonjak 239,79 poin atau 0,68 persen ke posisi 35.730,48, tepat di bawah level tertinggi sepanjang masa.

Sementara itu, saham Ford menguat 8,7 persen dan mencatat kinerja terbaik pada 2021 setelah melaporkan pendapatan dan meningkatkan prospek. Produsen mobil ini mengatakan, peningkatan ketersediaan semikonduktor selama kuartal ini untuk meningkatkan produksi.

Saham Merck dan Caterpillar juga menguat ikuti pendapatan. Saham Apple dan Amazon masing-masing naik 2,5 persen dan hampir 1,6 persen sehingga dongkrak indeks Nasdaq. Saham Tesla naik 3,7 persen melanjutkan pengautan setelah melaporkan kinerja keuangan yang mengalahkan harapan.

Hampir setengah dari perusahaan S&P 500 telah melaporkan pendapatan kuartal III 2021 dengan sebagian besar memberikan hasil lebih baik dari perkiraan.

“Penghasilan telah membantu dan pengingat bahwa pelaporan perusahaan Amerika Serikat sejauh ini lebih baik dari pada rata-rata jangka panjang,” ujar Head of Thematic Research Deutsche Bank, Jim Reid, dilansir dari CNBC, Jumat, 29 Oktober 2021.

Ia menambahkan, laporan keuangan perusahaan masih lebih sehat dibandingkan dengan sejumlah cerita kesuraman stagflasi yang terlihat hingga September dan awal Oktober mungkin membantu reli.

Data Ekonomi

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Di sisi lain, musim pendapatan kini terlihat titik lemah. Saham Northrop Grumman dan eBay ditutup melemah setelah laporan kuartalan yang mengecewakan.

Pergerakan saham terjadi dibayangi laporan data ekonomi AS yang mengecewakan. Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal III 2021 mencapai dua persen di bawah harapan 2,8 persen. Angka itu menandai perlambatan dari pertumbuhan 6,7 persen pada kuartal II 2021.

Namun, laporan kuartal III 2021 menangkap sebagian besar gelombang delta COVID-19 yang bergulir di Amerika Serikat tetapi sejak itu surut membuat sejumlah pihak percaya itu perlambatan jangka pendek.

“Kunci laporan produk domestik bruto (PDB) kuartal III untuk pasar, bagaimanapun tampaknya bukan tingkat pertumbuhan yang lebih lambat sebanyak musim panas lalu. Harga saham hari ini lebih fokus pada musim dingin dan bahkan musim panas mendatang dari pada yang terjdi musim panas lalu,” ujar Direktur Pelaksana Goldman Sachs, Chris Hussey.

Ia menambahkan, waktu yang terdokumentasi dengan baik pada awal era setelah pandemi COVID-19.

Sementara itu, catatan lebih positif untuk ekonomi, klaim pengangguran awal mingguan mencapai 281.000. Ekonom yang disurvei Dow Jones mengharapkan klaim 289.000.

“Saya pikir kami pasti kembali ke jalurnya. Kami telah melihat pengeluaran frekuensi tinggi datang jauh lebih kuat dari yang kami harapkan,” ujar Chief Investment Strategist Delos Capital Advisors, Andrew Smith.

Wall Street juga menatau Washington. Partai Demokrat dan Presiden AS Joe Biden tampaknya telah mencapai kesepakatan tentang tagihan pengeluaran sosial senilai USD 1,75 triliun. Negosiasi atas RUU tersebut telah menunda pemungutan pada paket infrastruktur yang terpisah.

Sepanjang Oktober, indeks Nasdaq telah naik hampir 7 persen. Indeks S&P 500 bertambah 6,7 persen dan indeks Dow Jones menguat 5,6 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya