Liputan6.com, Jakarta - Analis prediksi emiten ritel berpeluang mencatat pertumbuhan kinerja pada akhir 2021. Penguatan kinerja emiten ritel itu akan ditopang pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), kasus COVID-19 yang sudah terkendali dan efek libur akhir tahun.
Hal itu disampaikan Head of Equity Trading PT MNC Sekuritas Medan, Frankie Prasetio. Dilihat dari emiten ritel antara lain PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), Frankie menilai mencatat pertumbuhan kinerja baik pada kuartal II 2021.
RALS menbukukan laba tahun berjalan Rp 137,82 miliar hingga Juni 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,36 miliar. Pendapatan naik menjadi Rp 1,71 triliun hingga semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,47 triliun.
Advertisement
Baca Juga
LPPF mencatat laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 532,48 miliar hingga semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 357,86 miliar. Pendapatan perseroan tercatat naik menjadi Rp 3,56 triliun hingga semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,25 triliun.
“Untuk akhir tahun ini juga sepertinya keduanya masih memiliki ruang untuk dongkrak pendapatan dengan kasus COVID-19 yang sudah semakin melandai dan PPKM yang sudah semakin dilonggarkan,” tutur dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saham MPPA hingga ACES
Frankie juga prediksi, kinerja PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) akan kembali bangkit. Ini seiring mal sudah mulai terbuka untuk umum, tetapi dengan protokol kesehatan.
Ia mengatakan, protokol kesehatan sebagai syarat utama mal dibuka bukan sebagai penghambat. Namun, untuk membuat para pengunjung lebih aman.
“Hal ini yang dirasa membuat pengunjung tetap dominan ke mal dan pusat perbelanjaan menuju libur akhir tahun,” tutur dia.
Sedangkan dari emiten PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), Frankie menilai, masih tetap memiliki sentimen yang kuat seiring produknya yang laris manis. Hal ini karena kebutuhan akan gadget saat pandemi COVID-19 meningkat.
Frankie menyebutkan hal itu tercermin pada pertumbuhan kinerja ERAA pada kuartal II 2021. Laba bersih tercatat naik sebesar Rp 558 milliar bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 113 miliar.
“Adapun stock splitnya sendiri dirasa di momen yang tepat mengingat sentimen soal teknologi sangat tinggi tahun ini, hal ini juga menopang pergerakan saham ERAA setelah stock split,” tutur dia.
Sedangkan PT Ace Hardware Tbk (ACES), Frankie menilai, sahamnya yang sempat koreksi setelah hampir menyentuh level resistance kuat di 1.500.
“Adapun penurunan ini disebabkan oleh torehan kinerja kuartal III nya yang masih tertahan dan masih di bawah pendapatan periode yang sama tahun lalu, tetapi dengan ekonomi yang sudah mulai dibuka, kemungkinan ACES juga bisa mengalami rebound,” tutur dia.
Advertisement
Sentimen yang Dicermati
Frankie menilai emiten ritel masih menarik dengan sentimen tersebut. Namun tentu, ia berharap protokol kesehatan tetap sangat dijaga dan dijalankan terutama jelang liburan. Hal ini dari pengalaman sebelumnya, kasus COVID-19 melonjak usai liburan.
“Hal ini tentu bakal memukul kembali kinerja emiten retail. Jadi hal ini juga perlu dicermati oleh para investor jika hendak mengkoleksi saham sektor ritel,” tutur dia.