Bursa Saham Asia Beragam Jelang Akhir Pekan

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Jumat, 5 November 2021.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 05 Nov 2021, 08:25 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2021, 08:25 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Jumat pagi (5/11/2021) setelah indeks S&P 500 mencetak rekor di wall street.

Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,56 persen. Indeks Korea Selatan Kospi naik 0,1 persen. Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 0,29 persen dan indeks Topix susut 0,48 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menanjak 0,08 persen. Demikian mengutip laman CNBC, Jumat pekan ini.

Di wall street, indeks utama bervariasi. Indeks S&P 500 menguat 0,42 persen ke posisi 4.680,06 dan merupakan posisi rekor. Indeks Nasdaq bertambah 0,81 persen ke posisi 15.940,31. Indeks Dow Jones susut 33,35 poin ke posisi 36.124,23.

Wall street menguat seiring bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve mengumumkan akan mulai tapering akhir bulan ini.

Harga minyak menguat pada jam perdagangan di Asia. Harga minyak Brent berjangka naik 1,22 persen ke posisi USD 81,52 per barel. Harga minyak berjangka Amerika Serikat menguat 1,42 persen ke posisi USD 79,93 per barel.

Indeks dolar AS berada di posisi 94,331 dan menguat dari posisi sebelumnya 94. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 113,75 per dolar AS.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penutupan Wall Street pada 4 November 2021

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/ llyod blazek)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/ llyod blazek)

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Kamis, 4 November 2021. Indeks S&P 500 menguat untuk hari keenam berturut-turut seiring investor menyambut positif sikap sabar the Federal Reserve atau bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga.

Data ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan juga mendorong sentimen wall street. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,4 persen ke posisi 4.680,06, dan sentuh rekor lagi. Indeks Nasdaq bertambah 0,8 persen ke  posisi tertinggi sepanjang masa di 15.940,31. Sementara itu, indeks Dow Jones melemah 33,35 poin atau hampir 0,1 persen ke posisi 36.124,23. Hal ini dibayangi pergerakan saham Goldman Sachs dan JPMorgan.

Bank sentral AS mengatakan akan mulai memperlambat program pembelian obligasi akhir bulan ini menandakan ekonomi sekarang dapat menangani pelonggaran stimulus selama pandemi COVID-19.

Investor telah lama mengantisipasi langkah tersebut dna menyukai the Fed tidak memberi sinyal akan lebih agresif dari yang diperlukan dalam menaikkan suku bunga setelah pengurangan obligasi selesai 2022.

“Pengumuman tapering the Fed menghilangkan kekhawatiran kecil tetapi menggantung di seluruh pasar, karena investor telah menunggu momen ini selama berbulan-bulan, dan itu memperkuat pandangan pemulihan ekonomi memiliki landasan yang panjang, meskipun dengan tingkat pertumbuhan yang rendah,” ujar Chairman of Sanders Morris Harris, George Ball dilansir dari CNBC, Jumat, 5 November 2021.

Ia menambahkan, ini adalah sinyal kekuatan ekonomi yang baik untuk laba dan pasar perusahaan. Di sisi lain, indeks S&P 500 naik 1,6 persen pada pekan ini sehingga mendorong imbal hasil year to date hingga 24,6 persen seiring indeks acuan memasuki bagian musiman yang kuat untuk pasar pada 2021.


Klaim Pengangguran

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Sementara itu, klaim pengangguran Amerika Serikat mencapai 269.000 untuk pekan yang berakhir 30 Oktober 2021. Realisasi klaim pengangguran ini, mencapai posisi terendah dan lebih baik dari prediksi ekonom yang disurvei oleh Dow Jones di posisi 275.000.

“Ini bisa menjadi bukti lain dari keuntungan yang solid dalam hal pemulihan ekonomi kita,” ujar Managing Director of Investment Strategy E-Trade Financial, Mike Lowengart.

Ia menambahkan, ketua the Fed Jerome Powell mencatat ingin melihat kemajuan pekerjaan yang lebih kuat. Hal ini membuat semua mata tertuju pada gambaran ketenagakerjaan yang penuh. Selain itu, bagaimana hal tersebut diterjemahkan ke dalam tindakan the Fed ke depan.

Laporan pekerjaan yang ditunggu-tunggu pada Oktober 2021 akan dirilis Jumat pekan ini. Berdasarkan Dow Jones, perkirana konsensus ada tambahan tenaga kerja 450.000. Nonfarm payrolls naik 194.000 pada September 2021, ini jauh dari perkiraan 500.000.

Saham Qualcomm menguat 12,7 persen pada Kamis pekan ini seiring penurunan pendapatan yang didorong oleh lonjakan penjualan chip smartphone 56 persen. Perusahaan juga memberikan panduan yang kuat pada kuartal IV 2021.

Saham Moderna melemah 17,8 persen setelah produsen obat itu memangkas prospek pendapatan vaksin COVID-19. Di sisi lain, Roku berada di bawah tekanan, jauh lebih dari 7 persen setelah platform streaming melaporkan pendapatan kuartal III 2021.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya