Liputan6.com, Jakarta - Saham-saham emiten bank menguat pada perdagangan Senin (8/11/2021). Penguatan saham emiten bank tersebut terjadi di tengah laju kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pertama.
Mengutip data RTI, IHSG melonjak 0,70 persen ke posisi 6.627,57. Indeks LQ45 bertambah 0,38 persen ke posisi 951,50. Seluruh indeks acuan kompak menguat.
Adapun saham-saham emiten bank yang catatkan kenaikan pada sesi pertama antara lain saham PT Bank Victoria International Tbk (BVIC) naik 25,52 persen ke posisi Rp 182 per saham.
Advertisement
Baca Juga
Diikuti saham PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) meroket 24,87 persen ke posisi Rp 1.205 per saham, saham PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) melambung 24,52 persen ke posisi Rp 2.590 per saham. Selain itu, saham PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) meroket 17,95 persen ke posisi Rp 230 per saham, saham PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC) naik 11,72 persen ke posisi Rp 286 per saham,
Kemudian, saham PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC) melambung 11,59 persen ke posisi Rp 154 per saham, saham PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) menguat 11,23 persen ke posisi Rp 7.675 per saham.
Selanjutnya saham PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) menanjak 10,19 persen ke posisi Rp 478 per saham, saham PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) bertambah 9,52 persen ke posisi Rp 276 per saham. Lalu saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) menguat 8,93 persen ke posisi Rp 1.585 per saham, dan saham PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM) menanjak 8,82 persen ke posisi Rp 925 per saham.
Kemudian saham emiten bank lainnya yang menguat yaitu PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW) melompat 6,52 persen ke posisi Rp 196 per saham. Diikuti saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) meroket 5,93 persen ke posisi Rp 16.075 per saham.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ini Kata Analis
Head of Research PT Infovesta Utama, Wawan Hendraya menuturkan, saham emiten bank mini menguat seiring investor masih melihat bank mini akan diakuisisi entitas besar untuk menjadi bank digital. Ia mencontohkan salah satunya BNI yang akan akuisis satu bank.
Wawan menilai, investor lebih mencermati aksi korporasi yang akan dilakukan ketimbang fundamental. Wawan menilai, dari sisi fundamental kinerja bank mini belum ada yang perkasa, tetapi sahamnya bergerak didorong sentimen.
"Bergerak atas rumor. Ya ini membeli bukan karena fundamental tapi berharap bank nya akan diakuisisi, jadi harus siap bila ternyata tidak sesuai harapan dan sahamnya cenderung tidur karena memang tidak likuid,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Advertisement