Tesla Alami Koreksi Terburuk dalam 20 Bulan Usai Elon Musk Jual Saham Rp 81,2 Triliun

Koreksi saham Tesla tersebut menandai kinerja satu minggu terburuk dalam 20 bulan.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Nov 2021, 23:15 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2021, 23:15 WIB
Pabrik Tesla di China
Foto dari udara memperlihatkan pembangunan pabrik Tesla di Shanghai, China pada Selasa (16/7/2019). Pembangunan pabrik ini menjadi langkah pertama Tesla untuk melokalkan produksi di pasar automotif terbesar dunia tersebut. (AFP Photo)

Liputan6.com, New York - Saham Tesla merosot 15,4 persen pada pekan ini setelah CEO Elon Musk mulai rencana menjual sebagian besar kepemilikan sahamnya pekan ini.Koreksi saham Tesla tersebut menandai kinerja satu minggu terburuk dalam 20 bulan.

Ini juga merupakan minggu terburuk saham tidak termasuk penurunan yang terjadi pada Februari dan Maret 2020 ketika pandemi COVID-19 muncul di Amerika Serikat mengguncang pasar. Saham Tesla turun 2,8 persen pada Jumat pekan ini.

Elon Musk masih memiliki lebih dari 167 juta saham Tesla, berdasarkan laporan Jumat pagi waktu setempat. Elon Musk menjual saham senilai USD 5,7 miliar atau sekitar Rp 81,20 triliun (asumsi kurs 14.247 per dolar AS). Demikian dilansir dari CNBC, Sabtu (13/11/2021).

Musk menjual sebagian saham untuk memenuhi kewajiban pajak terkait pelaksanana opsi saham. Sebelum rencana penjualannya diumumkan, musk meminta 62,5 juta pengikut Twitter-nya untuk memilih dalam jajak pendapat informal, memberi tahu kalau suara mereka akan menentukan masa depan kepemilikan Tesla.Pengajuan keterbukaan pekan in diungkapkan sejumlah sahamnya dijadwalkan dijual pekan ini.

Sementara itu, saham Tesla naik sekitar 46 persen sepanjang 2021. Sebelumnya saham Tesla sempat sentuh rekor ke posisi USD 1.229,91 pada penutupan perdagangan 4 November 2021.

Sebagai perbandingan, saham Ford naik sekitar 120 persen, saham General Motors mendaki 51 persen saham Volkswagen AG telah meningkat sekitar 66 persen pada 2021.

Sentimen lain koreksi saham Tesla juga seiring aksi jual investor. Hal ini bertepatan dengan pemecahan rekor IPO Rivian, produsen truk pickup listrik dan kendaraan sport yang lebih baru.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

IPO Rivian

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Saham Rivian ditutup naik 5,6 persen pada Jumat pekan ini. Saham Rivian telah naik 66,6 persen sejak debut pada Rabu 10 November 2021.

Rivian mengumpulkan sekitar USD 12 miliar atau sekitar Rp 170,96 triliun saat debut pada Rabu pekan ini. IPO Rivian itu termasuk terbesar di dunia sepanjang 2021.

Rivian sekarang ini menempati urutan kedua produsen mobil paling berharga di Amerika Serikat. Posisi Rivian di belakang Tesla mengharapkan penjualan kurang dari USD 1 juta atau sekitar Rp 14,24 miliar pada kuartal III 2021.

Dalam pengajuan, Rivian mengatakan memiliki 55.400 preoder untuk SUV R1S dan truk pickup R1T ditambah kontrak membangun 100.000 van listrik untuk Amazon pada 2030.

Musk pun menanggapi kesuksesan IPO Rivian di twitter. Ia menulis saya berharap mereka dapat mencapai produksi tinggi dan arus kas impas, itulah ujian yang sebenarnya.

"Ada ratusan startup otomotif, baik listrik dan gas, tetapi Tesla adalah satu-satunya produsen mobil Amerika Serikat yang mencapai produksi volume tinggi dan arus kas positif dalam 100 tahun terakhir,” tulis dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya