Liputan6.com, Jakarta - Memasuki akhir 2021, sejumlah calon emiten menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) dengan target dana jumbo di atas Rp 1 triliun.
Berdasarkan data e-ipo.co.id, sejumlah perusahaan yang menggelar IPO dengan mengincar dana jumbo antara lain PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel, PT Avia Avian Tbk, PT Adhi Commuter Properti Tbk, PT Cisarua Mountain Dairy Tbk dan PT Widodo Makmur Perkasa Tbk.
Berikut rangkuman dari IPO calon emiten yang mengincar dana di atas Rp 1 triliun antara lain:
Advertisement
Baca Juga
1.PT Widodo Makmur Perkasa Tbk
Perseroan melepas sebanyak-banyaknya 8.333.333.300 saham ke publik dengan nilai nominal Rp 20. Jumlah saham yang ditawarkan itu sebanyak-banyaknya 25 persen. Harga penawaran Rp 160-Rp 220 per saham. Demikian target dana maksimal Rp 1,83 triliun.
Perseoran akan memakai dana hasil IPO antara lain sekitar 11,43 persen untuk membiayai pengembangan kerja sama operasi export yard, logistik dan rumah potong hewan di Australia. Selain itu, sekitar 19,05 persen untuk membiayai pembangunan fasilitas peternakan terintegrasi dan perkebunan jagung di Sumatera, Sulawesi dan Papua.
Kemudian sekitar 19,05 persen untuk pemberian modal kepada entitas anak perseroan, sekitar 17,90 persen untuk pembayaran utang perseroan dan grup, dan sekitar 32,57 persen untuk modal kerja perseroan.
Perusahaan telah menunjuk sejumlah penjamin pelaksana emisi efek antara lain PT BRI Danareksa Sekuritas, PT CIMB Niaga Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2.PT Cisarua Mountain Dairy Tbk
Perseroan bergerak di bidang usaha produk susu premium dan konsumen premium ini melepas 1.190.203.000 saham dengan nilai nominal Rp 10. Jumlah saham yang ditawarkan itu sebanyak-banyaknya 15 persen saham dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.
Harga penawaran yang ditawarkan Rp 2.780-Rp 3.160 per saham. Dengan demikian, target dana maksimal dari IPO antara Rp 3,30 triliun-Rp 3,76 triliun.
Perseroan akan memakai dana hasil IPO ini antara lain sekitar 33 persen untuk belanja modal yang berkaitan dengan penambahan kapasitas untuk fasilitas produksi, sekitar 25 persen untuk penyetoran modal pada entitas anak yaitu PT Macroprima Panganutama.
Selanjutnya 20 persen untuk penyetoran modal pada entitas anak yaitu PT Macrosentra Niagaboga, sekitar 15 persen untuk belanja modal dengan ekspansi saluran distribusi dalam bentuk penambahan 68.000 chiller di toko dan ritel,serta tujuh persen untuk modal kerja.
Pada pelaksanaan IPO, Cimory menggandeng Mandiri Sekuritas dan CLSA Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Advertisement
3.PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel
Mitratel akan melepas 25.540.000.000 saham dalam rangka IPO. Jumlah itu setara 29,85 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Mitratel dikabarkan telah tetapkan harga saham perdana Rp 800 per saham. Dengan harga IPO yang ditetapkan Rp 800 per saham, Mitratel berpotensi meraup dana Rp 20,43 triliun dari IPO. Target perolehan dana IPO tersebut termasuk salah satu yang terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sebelumnya Mitratel tawarkan harga saham antara Rp 775-975 per saham. Adapun Mitratel akan memakai dana IPO antara lain sekitar 90 persen untuk belanja modal dan sisanya modal kerja.
Rincian 90 persen untuk belanja modal itu antara lain sekitar 44 persen digunakan untuk belanja modal organik antara lain mengembangkan dan memperluas hubungan dengan pelanggan melalui penambahan penyewa kolokasi yang mencakup berbagai pengeluaran terkait dengan penguatan dan penambahan menara.
Selain itu, pembangunan menara baru dan penambahan site baru termasuk biaya sewa lahan baru untuk dibangun untuk pesanan built-to-suit untuk berbagai operator telekominukasi dan ekspansi ke teknologi dan layanan yang dapat bersinergi dengan bisnis penyewaan menara telekomunikasi.
Sementara itu, sekitar 56 persen akan digunakan untuk belanja modal anorganik. Hal itu antara lain untuk akuisisi strategis portofolio menara berkualitas di Indonesia terutama menara yang dimiliki oleh operator telekomunikasi terkemuka di Indonesia dan akuisisi strategis produk, teknologi dan layanan baru yang dapat bersinergi dengan bisnis penyewaan menara perseroan di Indonesia.
Dalam rangka IPO ini, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek antara lain PT Mandiri Sekuritas dan PT BRI Danareksa Sekuritas.
4.PT Avia Avian Tbk
Perseroan akan menawarkan sebanyak-banyaknya 6.200.000.000.000 atau 6,2 miliar saham ke public dengan nilai nominal masing-masing saham Rp 10 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan itu mewakili 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.
Perseroan menawarkan harga saham perdana Rp 780-Rp 930 per saham. Dengan demikian target dana yang dibidik dari IPO maksimal Rp 5,76 triliun.
Dana hasil IPO antara lain sekitar 54,50 persen untuk modal kerja, tetapi tidak terbatas pada pembayaran kepada pemasok, pembeliaan persediaan, biaya operasional dan modal kerja lainnya. Sekitar 18,20 persen akan digunakan oleh PT Tirtakencana Tatawarna untuk modal kerja. Selanjutnya sekitar 14 persen untuk pembelanjaan modal fasilitas manufaktur ketiga perseroan yang baru di Cirebon pada periode 2022-2024.
Selanjutnya sekitar 0,20 persen untuk IT Infrastruktur, peralatan kantor dan kendaraan operasional perseroan, dan sekitar 1,5 persen untuk IT infrastruktur, peralatan kantor dan kendaraan operasional.
Perseroan telah menunjuk PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Sedangkan yang bertindak sebagai penjamin emisi efek antara lain PT UBS Sekuritas Indonesia dan PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia.
Advertisement
5.PT Adhi Commuter Properti Tbk
Mengutip prospektus perseroan di laman e-ipo.co.id, PT Adhi Commuter Properti Tbk menerbitkan saham perdana sebanyak-banyaknya 8.011.204.500 saham dengan nilai nominal Rp 100. Jumlah saham yang ditawarkan itu 28,6 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
PT Adhi Commuter Properti Tbk menawarkan harga di kisaran Rp 130-Rp 200 per saham. Dengan demikian, perseroan akan meraup dana dari IPO antara Rp 1,04 triliun-Rp 1,60 triliun. Dana dari IPO antara lain akan digunakan sekitar 45 persen untuk pengembangan proyek eksisting dan proyek recurring.
Selain itu, sekitar 35 persen untuk akuisisi atau pengembangan lahan baru dan 20 persen untuk pembayaran kembali sebagian pokok obligasi seri A.
Dalam pelaksanaan IPO ini, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek antara lain PT Bahana Sekuritas, PT CIMB Niaga Sekuritas, PT Maybank Sekuritas Indonesia, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia. Selain itu, PT RHB Sekuritas Indonesia dan PT Sucor Sekuritas.