Saham Perusahaan Jaringan Salad Cepat Saji Melonjak di Wall Street

Sweetgreen mematok harga sebesar USD 28 per saham pada Rabu, 17 November 2021.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Nov 2021, 16:17 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2021, 16:17 WIB
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Liputan6.com, New York - Wall Street nampaknya haus akan "salad mewah”.  Harga saham Sweetgreen, perusahaan jaringan salad cepat saji meroket hampir dua kali lipat pada Kamis, 18 November 2021.  Saham Sweetgreen naik 76 persen saat debut di wall street.

Perusahaan mematok harga sebesar USD 28 per saham pada Rabu, 17 November 2021. Hal ini tepat sebelum initial public offering (IPO) atau penawaran umum perdana dimulai pada Kamis, 18 November 2021. Harga saham justru melambung ke angka USD 54 kemudian sedikit turun ke USD 52.

Sweetgreen menjual 13 juta saham dan meraih dana IPO USD 364 juta atau sekitar Rp 5,19 triliun (asumsi kurs Rp 14.260 per dolar AS).

Perusahaan jaringan salad cepat saji yang berdiri pada 2007 telah memiliki 140 restoran. Visi Sweegreen adalah untuk menyajikan makanan sehat dalam jumlah yang masif, menurut pengajuan kepada Securities Exchange Commission (SEC) saat pengajuan IPO.

Sweetgreen memberikan kebebasan kepada para pelanggan untuk menbuat menu salad sesuai selera masing-masing.

Selain itu para konsumen pun dapat menentukan pilihan item pada setiap menu racikannya. Harga satu porsi salad yang dijual Sweetgreen tergolong mahal sekitar USD 15 belum termasuk tambahan item lainnya.

Kudapan salad dari Sweetgreen mungkin menjadi makanan yang sempurna bagi pekerja kantoran yang ingin menyantap makanan sehat. Sayangnya, pandemi COVID-19 masa depan para pekerja kantoran tidak lagi bisa dijamin 100 persen. Periode ini menyebabkan orang membeli makanan sesuai selera tetapi lebih mengedepankan prioritas.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Diliputi Ketidakpastian

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

"Tidak pasti apakah pekerja akan kembali ke kantor di pusat kota secara konsisten atau tidak. Meskipun mereka melakukannya kembali ke kantor apakah akankah memiliki jadwal kerja yang lebih fleksibel di mana dapat mengurangi pendapatan kami (Sweetgreen) di lokasi perkotaan kami," tulis perusahaan dalam pengajuan SEC, dilansir dari laman CNN, Sabtu, (20/11/2021).

Perusahaan menambahkan apabila peralihan pekerjaan jarak jauh masih berlanjut walaupun pandemi COVID-19 telah usai dan pekerja tidak kembali ke kantor di pusat kota dapat terpengaruh secara negatif.

Hal ini karena bisnis, kondisi keuangan, dan hasil operasi sangat bergantung pada kembalinya karyawan ke kantor.


Ramai IPO

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

CEO of Investment Research Firm New Constructs David Trainer, skeptis terhadap model rantai bisnis menjelang IPOnya. Minggu ini dia menuliskan persaingan di pasar modal sangat ketat dan Sweetgreen belum memiliki kinerja yang cukup baik dalam memberikan penawaran.

Di lain sisi, ini adalah waktu yang menarik bagi perusahaan swasta untuk go public. Startup mengambil keuntungan dari suku bunga rendah dan stimulus lain dari Federal Reserve.

Gairah investor untuk menanam modal di perusahaan meningkat signifikan. Maka tidak heran, pada 2021 adalah tahun terbanyak penyelenggaraan penawaran umum perdana khususnya pada kuartal III pada 2021 sejak pencatatan IPO terbesar pada 1996, menurut FactSet.

 

Reporter: Ayesha Puri

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya