Liputan6.com, Jakarta - Konglomerat terbesar Vietnam Vingroup menyampaikan mulai membangun pabrik sel baterai senilai USD 174 juta atau setara Rp 2,4 triliun (asumsi kurs Rp 14.222 per dolar AS) sebagai pemasok baterai untuk bisnis kendaraan listrik VinFast.
VinFast menjadi produsen mobil domestik pertama yang paling mapan di Vietnam. Setelah peluncuran produk mobil berbahan bakar bensin buatannya melenggang di jalan Vietnam tersebut sejak 2019.
Baca Juga
Bisnis ini bertaruh di pasar Amerika Serikat (AS) mengingat SUV listrik dengan model penyewa baterai akan memulai debut tahun depan.
Advertisement
Pabrik baterai pertama utuk proyek EV berlokasi di provinsi Ha Tinh. Dengan luas bangunan kuarng lebih 8 hektar. Pada Oktober, pemerintah daerah Ha Tinh mengungkapkan pabrik diharapkan investasi USD 387 juta atau Rp 5,5 triliun (asumsi kurs Rp 14.343 per dolar AS). Pembangunan pabrik berada di atas lahan sekitar 12,6 hektar.
"Ini (pembangunan pabrik baterai Vingroup) adalah fokus strategi lokalisasi pasokan baterai VinFast. Skema ini memungkinkan untuk memiliki rantai pasokan bateria dan suku cadang kami,” ungkap Vice Chairman VinFast Thai Thi Thanh Hai, dikutip dari laman Channel News Asia, ditulis Jumat (24/12/2021).
Perusahaan mengumumkan sedang mencari pekerja untuk memproduksi 100 ribu baterai EV per tahun pada tahap pertama. Lalu meningkatkan kapasitasnya menjadi satu juta baterai per tahun.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kolaborasi Dalam dan Luar Negeri
VinFast tidak memberikan rincian kerangka waktu proyek pabrik batterainya. Berdasarkan laporan Oktober, proyek akan berjalan dengan kapasitas penuh mulai 2025.
Perusahaan otomotif paling matang di Vietnam membangun banyak kemitraan untuk proyek baterainya. Termasuk StoreDot, Gotion High-Tech dan ProLogium. VinFast juga berfokus pada R&D internal dan membangun fasilitas penelitian demi mengembangkan teknologi baterai dan pengisi daya.
Minggu lalu, VinGroup berniat untuk mencatat saham di Amerika Serikat guna membangun kerja sama pada paruh kedua 2022.
Reporter: Ayesha Puri
Advertisement