Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Buyung Poetra Sembada Tbk Sukarto Bujung menggenggam 7,28 persen saham PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) setelah stock split MTDL dengan nilai nominal Rp 10.
Jumlah saham yang digenggam Sukarto Bujung itu setara 893.452.000 lembar saham MTDL. Sebelum stock split dengan nilai nominal Rp 10, ia genggam 7,25 persen saham MTDL atau setara 177.969.200 lembar saham. Sukarto Bujung genggam saham MTDL sejak 4 Februari 2020 dengan total kepemilikan saham sekitar 178.690.000 saham.
Baca Juga
Setelah stock split dengan rasio 1:5 selesai pada 3 Januari 2022, ia memiliki saham Metrodata Electronics dengan nilai nominal Rp 10 sebanyak 893.452.000.
Advertisement
“Tujuan dari transaksi investasi dengan status kepemilikan saham langsung,” tulis Sukarto dalam keterbukaan informasi BEI.
Adapun berdasarkan data RTI, pemegang saham MTDL per 31 Desember 2021 antara lain PT Ciputra Corpora sebesar 35,83 persen, Dra Medya Lengkey S sebesar 16,38 persen, Sukarto Bujung sebesar 7,27 persen, DB Singapore-DCS S/A Pangolin INV Man sebesar 5,7 persen, masyarakat sebesar 34,79 persen.
Pada penutupan perdagangan Senin, 24 Januari 2022, saham MTDL melemah tipis 0,64 persen ke posisi Rp 780 per saham. Saham MTDL berada di level tertinggi Rp 795 dan terendah Rp 775 per saham. Total volume perdagangan 8.678.000 saham dengan nilai transaksi Rp 6,8 miliar. Total frekuensi perdagangan 1.234 kali.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Stock Split Metrodata Electronics
Sebelumnya Perseroan selesaikan pemecahan nilai nominal saham atau stock split pada 3 Januari 2022. Seiring pelaksanaan stock split dengan rasio 1:5, setiap satu saham perseroan yang sebelumnya memiliki nilai nominal Rp 50 dipecah menjadi lima saham perseroan masing-masing dengan nilai nominal Rp 10.
Dengan stock split tersebut, jumlah saham perseroan yang tercatat di BEI menjadi 12.276.884.585 lembar saham dari sebelumnya 2.455.376.917 saham.
Perseroan menggelar stock split untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan di BEI. Selain itu, stock split ini juga akan membuat harga saham perseroan menjadi lebih terjangkau bagi investor terutama investor ritel yang meningkat tajam selama masa pandemi COVID-19 di pasar modal Indonesia. Perseroan berharap stock split ini juga akan meningkatkan jumlah pemegang saham perseroan.
Advertisement