Bursa Saham Asia Lesu Imbas Tekanan Wall Street

Bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan Rabu, 2 Maret 2022. Pergerakan bursa saham Asia ikuti wall street.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 02 Mar 2022, 09:05 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2022, 09:05 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Rabu pagi (2/3/2022). Bursa saham Asia Pasifik yang merosot ini mengikuti bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street yang tertekan seiring konflik Rusia-Ukraina memicu lonjakan harga minyak.

Di Jepang, indeks Nikkei melemah 1,27 persen pada awal perdagangan. Indeks Topix merosot 1,28 persen. Indeks Korea Selatan Kospi turun 0,19 persen. Di sisi lain, indeks ASX 200 Australia tergelincir 0,17 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,13 persen.

Harga minyak telah melonjak dalam beberapa hari terakhir seiring Rusia melanjutkan serangannya ke Ukraina. Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat mencapai level tertinggi dalam tujuh tahun pada Selasa, 1 Maret 2022. Demikian mengutip dari laman CNBC, Rabu pekan ini.

Di sisi lain, bursa saham AS atau wall street juga anjlok. Indeks Dow Jones turun 597,65 poin menjadi 33.294,95. Indeks S&P 500 melemah 1,55 persen menjadi 4.306,26. Indeks Nasdaq tergelincir 1,59 persen menjadi 13.532,46.

Indeks dolar AS bergerak di kisaran 97,40 setelah di bawah 97. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 114,82 per dolar AS. Dolar Australia berada di posisi USD 0,7259.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Penutupan Wall Street pada 1 Maret 2022

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Reaksi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street tergelincir pada perdagangan Selasa, 1 Maret 2022. Wall street yang melemah di tengah harga minyak menguat dan investor mengamati perkembangan konflik Rusia dan Ukraina.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones anjlok 597,65 poin atau 1,76 persen ke posisi 33.294,95. Indeks S&P 500 melemah 1,55 persen menjadi 4.306,26. Indeks Nasdaq susut 1,59 persen menjadi 13.532,46.

Wall street merosot seiring kamera satelit menangkap konvoi kendaraan militer Rusia yang tampaknya sedang perjalanan ke Kiev, ibu kota Ukraina. Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan, 80 persen dari pasukan Rusia yang berkumpul di perbatasan Ukraina bulan lalu kini telah memasuki negara itu.

Invasi Rusia yang masih berlanjut mendorong harga minyak menguat, Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) melonjak pada perdagangan Selasa, dan sentuh level di atas USD 106 per barel. Harga minyak tersebut itu sentuh posisi tertinggi dalam tujuh tahun.

“Sebagian besar terjadi aksi jual di saham. Ketidakpastian Rusia dan Ukraina tetap menjadi fokus utama dan masih belum cukup kejelasan bagi saham untuk merasa nyaman dan stabil,” ujar Adam Crisafulli dari Vital Knowledge, dilansir dari CNBC, Rabu (2/3/2022).

Harga gandum juga melonjak pada perdagangan Selasa pekan ini. Kenaikan harga komoditas menambah kekhawatiran inflasi di Amerika Serikat dan Eropa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya