Liputan6.com, Jakarta - Perdagangan saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) cukup fluktuatif sejak awal tahun. Pada perdagangan Rabu, 2 Maret 2022, saham TOBA kembali ditutup pada zona merah.
Saham TOBA ditutup turun 15 poin atau 1,1 persen ke level 1.340 dan sempat terbang 95 poin atau 7,53 persen ke posisi 1.355.
"Sejak Desember, TOBA naik dari posisi 500an. Sempat turun dan pada Februari mencapai puncaknya di kisaran 1800—1900,” ungkap Head of Private Group & Individual Sales Samuel Sekuritas Indonesia, Andry Sukanto dalam webinar Kupas Tuntas PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), ditulis Kamis (3/3/2022).
Advertisement
Baca Juga
Meski bergerak fluktuatif, sejak awal tahun saham TOBA telah naik 120 poin atau 9,84 persen. Saham TOBA disebut akan kembali naik jika mampu melampaui level 1.520an.
"Sementara ini mungkin konsolidasi dulu dan menunggu kalau ada demand dari TOBA untuk naik kembali mungkin ke arah 1.800. Kalau tembus bisa naik ke 2.270 an sampai 2.250an,"
"Tapi sementara ini jangka pendeknya masih tren turun,” imbuhnya.
Dalam paparannya, Anry merekomendasikan buy on break pada kisaran di atas 1.415. TBS Energi Utama adalah perusahaan energi terintegrasi utama di Indonesia dengan fokus pada pengembangan energi bersih dan terbarukan. Bisnis Perseroan mencakup listrik, pertambangan, dan perkebunan.
TBS Energi Utamalahir menyusul keberhasilan pengembangan tiga aset greenfield tambang batu bara. Lalu perseroan merambah ke sektor listrik dengan berinvestasi pada proyek pembangkit listrik tenaga uap.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Belanja Modal
Sebelumnya, PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) menjadi salah satu perusahaan tambang batu bara yang perlahan mengubah bisnisnya menjadi energi baru terbarukan (EBT).
Untuk mendukung transformasi itu, perseroan memiliki sejumlah renewable project dengan kapasitas energi hingga 918 MW.
Head of Corporate Strategy PT TBS Energi Utama Tbk, Nafi Achmad Sentausa mengungkapkan, ada lima proyek renewable energy yang ditargetkan selesai pada 2025.
"Kami 2022 merupakan tahun yang penting untuk TBS di mana kita sudah mulai konstruksi untuk proyek mini hydro di Lampung Dan kita juga targetkan untuk bisa secure project lainnya baik 2024 atau awal 2025," kata Nafi, Kamis, 3 Maret 2022.
Proyek-proyek tersebut yakni Hydro di Lampung, yang sebelumnya disebutkan telah mulai konstruksi dengan kapasitas 214 MW senilai USD 15–18 juta. Kemudian di NTT ada Wind dengan kapasitas 22 MW memerlukan USD 50—66 juta dan Biomass 20 MW di NTT senilai USD 34—38 juta.
Solar PV 48 MW di Kepulauan Riau membutuhkan sekitar USD 34—38 juta, dan Waste to Energy 20 MW di Sulawesi Utara diperkirakan menelan USD 136—140 juta. Dengan demikian, keseluruhan belanja modal yang disiapkan untuk proyek-proyek tersbeut sekitar USD 285—322 juta.
"Dari segi investasi yang dibutuhkan sekitar USD 300 juta dan untuk project cost akan didanai baik melalui ekuitas maupun debt financing,” kata Nafi.
Advertisement