Laba Chandra Asri Melonjak 195 Persen pada 2021

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pada 2021.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 15 Mar 2022, 15:34 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2022, 15:34 WIB
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.

Liputan6.com, Jakarta - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mencatatkan kinerja solid sepanjang 2021. Perseroan membukukan pendapatan USD 2,6 miliar atau sekitar Rp 37 triliun (kurs Rp 14.343 per USD).

Pendapatan perseroan naik 42,8 persen dibandingkan 2020 sebesar USD 1,8 miliar. Pendapatan bersih Chandra Asri Petrochemical meningkat terutama karena harga penjualan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Selama 2021 harga Polyethylene, Polypropylene, dan Styrene Monomer naik masing-masing menjadi USD 1,253/T, USD 1,446/T, dan USD 1,182/T dari USD 902/T, USD 1,023/T, dan USD 780/T pada 2020. Volume penjualan relatif stabil di level 2,211 ton.

Sejalan dengan kenaikan itu, beban pokok pendapatan juga meningkat, menjadi USD 2,2 miliar dari USD 1,64 miliar karena harga bahan baku rata-rata yang lebih tinggi. Sehingga diperoleh laba kotor sebesar USD 345 juta, naik 108,9 persen dari posisi 2020 sebesar USD 165,1 juta.

Setelah dikurangi pajak, perseroan berhasil mengukuhkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 152,2 juta atau Rp 2,18 triliun. Naik 195 persen dibanding 2020 sebesar USD 51,53 juta.

"Chandra Asri mencatat EBITDA FY 2021 sebesar USD 356.2 juta, naik 91 persen year-on-year. Ini diterjemahkan menjadi laba bersih setelah pajak FY 2021 sebesar USD 152.0 juta, sekitar 3 kali lipat dari USD 51.5 juta yang tercatat pada FY 2020, dan 195 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya,” ujar Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, Suryandi dalam keterbukaan informasi Bursa, Selasa (15/3/2022).

Dari sisi aset perseroan hingga Desember 2021 tercatat sebesar USD 4,99 miliar, naik 38,9 persen dibanding akhir Desember 2020. Terdiri dari aset lancar USD 2,93 miliar dan aset tidak lancar USD 2 miliar.

Liabilitas perseroan pada periode yang tercatat sebesar USD 2 miliar atau naik 16 persen dibanding posisi akhir Desember 2020. Terdiri dari liabilitas jangka pendek USD 931,8 juta dan liabilitas jangka panjang USD 1,13 miliar.

Sementara ekuitas pada 2021 tercatat sebesar USD 2,93 miliar, atau naik 61,6 persen dibanding posisi akhir Desember 2020.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Gerak Saham TPIA

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pada penutupan perdagangan Selasa, 15 Maret 2022, saham TPIA melonjak 1,12 persen ke posisi Rp 9.050 per saham. Saham TPIA dibuka naik 50 poin ke posisi Rp 9.000 per saham.

Saham TPIA berada di level tertinggi Rp 9.075 dan terendah Rp 8.975 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.922 kali dengan volume perdagangan 41.053 saham. Nilai transaksi Rp 37 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya